Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur memberikan edukasi sekaligus pendampingan kepada desa wisata di kabupaten ini, dengan harapan mereka menjadi desa mandiri sehingga berdampak pada perekonomian warga yang semakin bergerak.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan di Kabupaten Kediri ada 35 desa wisata yang sudah terdaftar. Dari jumlah itu, ada desa wisata yang aktif namun ada yang juga tidak aktif.
"Kami beri pendampingan dari nol sampai menjadi desa wisata. Ada 35 desa wisata dari perintis, berkembang dan sudah jadi," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengatakan banyak faktor yang menyebabkan desa wisata menjadi tidak aktif termasuk kurangnya inovasi baru di desa tersebut sehingga menjadikan daya tarik wisatawan berkunjung mulai berkurang.
Untuk itu, pemkab juga sangat intensif mendampingi desa wisata di Kabupaten Kediri agar terus berkembang. Dengan begitu, secara langsung juga berdampak positif pada kesejahteraan warga, sebab dengan aktifnya desa wisata roda ekonomi warga juga bergerak.
"Mungkin tidak ada inovasi baru. Untuk itu, kami bina lagi. Terutama promosi. Alhamdulillah di desa itu ada media sosial seperti Instagram, Tik Tok, grup WhatsApp," kata dia.
Sementara itu, salah satu desa wisata di Kabupaten Kediri adalah Desa Sempu, Kecamatan Ngancar. Desa ini bahkan masuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Kepala Desa Sempu Eko Suroso mengatakan ia dengan tim di desanya berjuang keras agar desanya menjadi lebih baik. Potensi pariwisata desa menjadi terangkat, sehingga roda perekonomian warga juga bergerak.
Pihaknya mengakui tidak mudah untuk berjuang. Dahulu, desanya didaftarkan untuk ikut Anugerah Desa Wisata Indonesia. Awalnya, lolos 500 besar, kemudian 300 besar dan saat ini lolos 50 besar.
"Kami terus berinovasi dari 2022 itu dengan menggali potensi budaya. Dengan itu, ekonomi berputar dan banyak yang terlibat di kawasan wisata," kata dia.
Ia menyebut, sebelum pandemi COVID-19, tingkat kunjungan wisatawan di Desa Sempu mencapai 27 ribu orang per tahun, namun jumlah itu turun saat pandemi. Wisatawan itu berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur dan sekitarnya.
"Pasca-COVID-19 jumlah kunjungan wisatawan turun. Harapannya dengan Anugerah Desa Wisata Indonesia ini bisa mendongkrak dan jumlah kunjungan bisa naik lagi," kata dia.
Ia mengakui ada beberapa kendala untuk mengembangkan desa ini lebih baik lagi termasuk kendala sumber daya manusia (SDM) yang terbatas. Kemudian, kendala lainnya adalah konsistensi dari UKM yang terdampak pandemi COVID-19.
Untuk itu, saat ini dari perangkat desa serta kelompok wisata di desa berupaya keras agar desa ini semakin bagus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan di Kabupaten Kediri ada 35 desa wisata yang sudah terdaftar. Dari jumlah itu, ada desa wisata yang aktif namun ada yang juga tidak aktif.
"Kami beri pendampingan dari nol sampai menjadi desa wisata. Ada 35 desa wisata dari perintis, berkembang dan sudah jadi," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengatakan banyak faktor yang menyebabkan desa wisata menjadi tidak aktif termasuk kurangnya inovasi baru di desa tersebut sehingga menjadikan daya tarik wisatawan berkunjung mulai berkurang.
Untuk itu, pemkab juga sangat intensif mendampingi desa wisata di Kabupaten Kediri agar terus berkembang. Dengan begitu, secara langsung juga berdampak positif pada kesejahteraan warga, sebab dengan aktifnya desa wisata roda ekonomi warga juga bergerak.
"Mungkin tidak ada inovasi baru. Untuk itu, kami bina lagi. Terutama promosi. Alhamdulillah di desa itu ada media sosial seperti Instagram, Tik Tok, grup WhatsApp," kata dia.
Sementara itu, salah satu desa wisata di Kabupaten Kediri adalah Desa Sempu, Kecamatan Ngancar. Desa ini bahkan masuk 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
Kepala Desa Sempu Eko Suroso mengatakan ia dengan tim di desanya berjuang keras agar desanya menjadi lebih baik. Potensi pariwisata desa menjadi terangkat, sehingga roda perekonomian warga juga bergerak.
Pihaknya mengakui tidak mudah untuk berjuang. Dahulu, desanya didaftarkan untuk ikut Anugerah Desa Wisata Indonesia. Awalnya, lolos 500 besar, kemudian 300 besar dan saat ini lolos 50 besar.
"Kami terus berinovasi dari 2022 itu dengan menggali potensi budaya. Dengan itu, ekonomi berputar dan banyak yang terlibat di kawasan wisata," kata dia.
Ia menyebut, sebelum pandemi COVID-19, tingkat kunjungan wisatawan di Desa Sempu mencapai 27 ribu orang per tahun, namun jumlah itu turun saat pandemi. Wisatawan itu berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur dan sekitarnya.
"Pasca-COVID-19 jumlah kunjungan wisatawan turun. Harapannya dengan Anugerah Desa Wisata Indonesia ini bisa mendongkrak dan jumlah kunjungan bisa naik lagi," kata dia.
Ia mengakui ada beberapa kendala untuk mengembangkan desa ini lebih baik lagi termasuk kendala sumber daya manusia (SDM) yang terbatas. Kemudian, kendala lainnya adalah konsistensi dari UKM yang terdampak pandemi COVID-19.
Untuk itu, saat ini dari perangkat desa serta kelompok wisata di desa berupaya keras agar desa ini semakin bagus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024