Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur mulai menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa terdampak kekeringan di wilayah itu.

"Ada sebanyak 70 desa di Kabupaten Bangkalan ini yang terdata rawan kekeringan dan kekurangan air bersih saat kemarau seperti sekarang ini," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bangkalan Geger Heri Susianto di Bangkalan, Jawa Timur, Selasa.

Ia menjelaskan, sebanyak 70 desa yang rawan kekeringan itu tersebar di 10 kecamatan Saat ini, sambung dia, pihaknya sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan.

Jumlah desa terdampak kekeringan pada musim kemarau saat ini lebih banyak dibanding 2023. Menurut Kalaksa pada 2023, jumlah desa yang mengalami kekeringan sebanyak 61 desa, tersebar di sembilan kecamatan.

"Saat ini sebanyak 70 desa, dan tersebar di 10 kecamatan. Jadi ada tambahan satu kecamatan, sedangkan jumlah desa bertambah sebanyak sembilan desa," katanya.

Heri lebih lanjut menjelaskan, jenis kekeringan yang melanda Kabupaten Bangkalan ini terdiri dari kering kritis dan kering langka.

Yang dimaksud dengan kering kritis adalah kekeringan yang terjadi, karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari, dan jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh tiga kilometer (km) bahkan lebih.

Sedangkan yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga tiga kilometer.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024