Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pihaknya akan membahas perlu tidaknya relokasi warga yang tempat tinggalnya berada di sekitar jalan ambles sepanjang 150 meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter di Jalan Lasem RT 14 RW 4 Bangunsari, Demak.
"Kita akan rapatkan dengan mereka (Balai Besar Wilayah Sungai/BPWS dan Pertamina)," kata Risma usai rapat paripurna di DPRD Kota Surabaya, Kamis.
Menurut dia, amblesnya Jalan Lasem bukan tanggung jawab Pemkot Surabaya melainkan BPWS. Hanya saja yang menjadi dikhawatirkan bersama adalah adanya kerusakan jaringan pipa milik Pertamina akibat jalan ambles tersebut.
"Kita tidak tahu kemana mangkalnya lajur pipa itu. Petanya juga tidak tahu masuk kemana," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya bersama dengan pihak-pihak terkait akan membahas persoalan ini termasuk perlu tidaknya relokasi maupun evakuasi warga yang ada di sekitar jalan ambles.
Selain berkomunikasi dengan pihak BPWS, pihaknya juga memanggil ahli geologi dari Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Indra Surya B Muhktar untuk mencari solusi terkait dengan amblesnya jalan tersebut.
Disamping itu, Risma juga sempat melontarkan adanya rencana pembangunan hunian vertikal di kawasan Lasem yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
"Hunian itu berada di kawasan khusus. Tentunya pembangunannya membutuhkan waktu. Saya juga mencoba untuk meminta bantuan ke World Bank," katanya.
Ia menjelaskan hunian tersebut bukan rumah vertikal seperti halnya rumah susun lainnya, melainkan "reblocking" yakni satu rumah ke atas dengan lantai tiga yang ditata dengan unit terkecil.
"Bedah dengan rusun, kalau hunian ini satu kepemilikan," ujarnya.
Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Herlina mengatakan meski daerah tersebut kewenangan BBWS karena tanah yang ambles di sekitar Bozem Morokrembangan, Pemkot Surabaya tetap harus ikut mengatasi persoalan tersebut karena masuk wilayah Surabaya.
"Dinas Pekerjaan Umum (PU) harus mengambil langkah cepat dengan membuat kisdam atau pager beton supaya tanah tidak bergeser atau bergerak," katanya.
Selain itu, lanjut dia, di sekitar lokasi kejadian juga ada pipa milik Pertamina yang tentunya membahayakan jika tidak segera diatasi. "Secepatnya pihak Pertamina diajak koordinasi terkait hal ini," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012