Dua sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dilaporkan tidak mendapat satupun siswa dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) pada tahun ajaran 2024/2025 ini.
Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, Selasa, dua SDN yang tak kebagian murid baru itu adalah SDN Setono Kecamatan Ponorogo dan SDN 1 Bajang yang ada di Kecamatan Mlarak.
"Tahun ini masih belum ada murid baru yang mau mendaftar ke SDN 1 Bajang, Mlarak," tutur Plt. Kepala Sekolah SDN 1 Mlarak, Asrofi di Ponorogo, Selasa.
Hal yang sama diungkap Kepala SDN Setono Ponorogo, Suhadi yang menyebut fenomena penurunan minat calon peserta didik baru di sekolahnya sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
"Tahun lalu kami hanya mendapat dua murid baru, tahun ini bahkan sampai batas waktu akhir pendaftaran masih nihil," kata Suhadi.
Suhadi juga menjelaskan jika pihak sekolah sudah berupaya mencari murid baru dengan cara mendatangi setiap calon siswa. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Pun, dirinya tidak mau memaksa siswa maupun wali murid.
"Langkah kita sudah maksimal, sudah kita datangi secara door to door tapi memang belum ada yang mau," tegasnya.
Menurutnya jumlah siswa baru yang terus menurun, ini dikarenakan angka kelahiran juga rendah.
Pasalnya selain SDN jumlah siswa untuk taman kanak kanak (TK) juga mengalami hal serupa. Selain itu, saat ini juga banyak pilihan sekolah baik negeri maupun swasta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, Selasa, dua SDN yang tak kebagian murid baru itu adalah SDN Setono Kecamatan Ponorogo dan SDN 1 Bajang yang ada di Kecamatan Mlarak.
"Tahun ini masih belum ada murid baru yang mau mendaftar ke SDN 1 Bajang, Mlarak," tutur Plt. Kepala Sekolah SDN 1 Mlarak, Asrofi di Ponorogo, Selasa.
Hal yang sama diungkap Kepala SDN Setono Ponorogo, Suhadi yang menyebut fenomena penurunan minat calon peserta didik baru di sekolahnya sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
"Tahun lalu kami hanya mendapat dua murid baru, tahun ini bahkan sampai batas waktu akhir pendaftaran masih nihil," kata Suhadi.
Suhadi juga menjelaskan jika pihak sekolah sudah berupaya mencari murid baru dengan cara mendatangi setiap calon siswa. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Pun, dirinya tidak mau memaksa siswa maupun wali murid.
"Langkah kita sudah maksimal, sudah kita datangi secara door to door tapi memang belum ada yang mau," tegasnya.
Menurutnya jumlah siswa baru yang terus menurun, ini dikarenakan angka kelahiran juga rendah.
Pasalnya selain SDN jumlah siswa untuk taman kanak kanak (TK) juga mengalami hal serupa. Selain itu, saat ini juga banyak pilihan sekolah baik negeri maupun swasta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024