Sebanyak 800 mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian Universitas Brawijaya Malang yang tergabung dalam program "Mahasiswa Membangun Desa" memamerkan aneka inovasi alat pertanian yang kemudian dihibahkan ke petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Pj. Bupati Tulungagung Heru Suseno di Tulungagung Selasa mengatakan, program ini dimulai sejak bulan April lalu. Ratusan mahasiswa tersebut telah turun ke desa untuk melakukan asesmen kebutuhan inovasi di desa-desa.

Hasil dari asesmen ini dipamerkan pada Selasa, 9 Juli 2024, di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso.

Puluhan inovasi mahasiswa dipamerkan dan disertai penjelasan kegunaan alat-alat tersebut. “Setelah persoalan diketahui, lalu dibuatkan sebuah alat,” jelas Heru.

Alat yang dibuat di universitas tersebut kemudian dibawa ke Tulungagung untuk dihibahkan kepada pemerintah desa. Pihak pemerintah desa akan diberitahu cara membuat, merawat, dan menggunakan alat tersebut.

Semua alat yang dipamerkan tidak membutuhkan biaya produksi yang besar, rata-rata tidak melebihi Rp10 juta.

"Paling mahal itu Rp8 juta, jadi kalau mau dicontoh untuk kelompok lain yang sejenis sangat bisa," kata Heru.

Kemudian untuk replikasi alat, pemerintah desa bisa menggunakan dana desa.

Inovasi yang dibuat itu lebih cenderung pada pengolahan hasil pertanian dan peternakan serta pengolahan limbah dari peternakan dan pertanian, sesuai hasil identifikasi permasalahan lapangan.

"Saya tadi melihat ada alat pengering, ada alat pengolah kotoran ternak jadi kompos, semuanya inovatif," katanya.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Yusuf Hendrawan menjelaskan bahwa ada 825 mahasiswa yang berpartisipasi, tersebar pada 45 desa di 14 kecamatan.

Menurutnya, program ini merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. "Akademisi itu bukan hanya publikasi, tapi sekarang yang dinilai adalah dampak ke masyarakat," jelasnya.

Program ini telah menghasilkan alat yang langsung diimplementasikan dan bisa diukur kebermanfaatannya bagi masyarakat.

Yusuf Hendrawan menambahkan bahwa inovasi ini merupakan kolaborasi luar biasa antara perangkat desa, mahasiswa, dosen, dan pihak lain.

Program ini diharapkan dapat menjadikan institusi akademisi sebagai solusi siap pakai untuk permasalahan di desa-desa.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024