Pemerintah Kota (Pemkot) menetapkan proyek pembangunan dua fasilitas rumah sakit umum daerah (RSUD) di wilayah Surabaya Utara dan Selatan mulai dilaksanakan pada tahun 2025.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Selasa menyatakan pembangunan dua RSUD itu untuk pemerataan pelayanan kesehatan.
"Pelaksanaan pembangunan dua rumah sakit di wilayah Surabaya Selatan dan Utara dimulai tahun depan," kata Eri.
RSUD di Surabaya Utara dibangun dengan memanfaatkan eks Gedung Lapangan Tembak, Kedung Cowek, yang juga sempat dijadikan sebagai tempat isolasi pasien COVID-19.
"Kalau Rumah Sakit Lapangan Tembak di Surabaya Utara tinggal pengembangan saja dari bentuk bangunan yang sudah ada, tapi RSUD Surabaya Selatan memang dari nol," ujarnya.
Dia berharap penambahan fasilitas kesehatan merupakan upaya efisiensi pelayanan, apalagi saat RSUD Soewandhie maupun RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) menghadapi jumlah pasien yang sangat tinggi.
Pihaknya mencatat, lebih dari 2.000 pasien setiap harinya berobat ke Poli RSUD Soewandhie dan RSUD BDH Surabaya.
"Seperti di RSUD Soewandhie itu di poli-nya, sehari 2.000 lebih, di RSUD BDH juga sama," tutur dia.
Karena itu, dengan penambahan dua RSUD baru nanti beban pelayanan kesehatan di tempat lain, estimasinya setiap rumah sakit bisa melayani sekitar 500 pasien per hari.
"Sehingga pelayanan kesehatan bisa lebih maksimal lagi, karena pemerintah hadir memberikan yang terbaik untuk masyarakat," kata Eri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangannya di Surabaya, Selasa menyatakan pembangunan dua RSUD itu untuk pemerataan pelayanan kesehatan.
"Pelaksanaan pembangunan dua rumah sakit di wilayah Surabaya Selatan dan Utara dimulai tahun depan," kata Eri.
RSUD di Surabaya Utara dibangun dengan memanfaatkan eks Gedung Lapangan Tembak, Kedung Cowek, yang juga sempat dijadikan sebagai tempat isolasi pasien COVID-19.
"Kalau Rumah Sakit Lapangan Tembak di Surabaya Utara tinggal pengembangan saja dari bentuk bangunan yang sudah ada, tapi RSUD Surabaya Selatan memang dari nol," ujarnya.
Dia berharap penambahan fasilitas kesehatan merupakan upaya efisiensi pelayanan, apalagi saat RSUD Soewandhie maupun RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) menghadapi jumlah pasien yang sangat tinggi.
Pihaknya mencatat, lebih dari 2.000 pasien setiap harinya berobat ke Poli RSUD Soewandhie dan RSUD BDH Surabaya.
"Seperti di RSUD Soewandhie itu di poli-nya, sehari 2.000 lebih, di RSUD BDH juga sama," tutur dia.
Karena itu, dengan penambahan dua RSUD baru nanti beban pelayanan kesehatan di tempat lain, estimasinya setiap rumah sakit bisa melayani sekitar 500 pasien per hari.
"Sehingga pelayanan kesehatan bisa lebih maksimal lagi, karena pemerintah hadir memberikan yang terbaik untuk masyarakat," kata Eri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024