Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo, Jawa Timur (Jatim), memberikan pelatihan budi daya rumput laut jenis Gracilaria kepada masyarakat nelayan sebagai pengembangan potensi mata pencaharian alternatif, sekaligus penghasilan tambahan keluarga nelayan.

Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Situbondo Roy Hidayat mengaku telah memberikan keterampilan kepada para nelayan bagaimana cara budi daya rumput laut, sehingga bisa menjadi mata pencaharian alternatif ketika musim paceklik.

"Pelatihan kepada puluhan orang nelayan ini mengenai cara budi daya rumput laut. Ini juga menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat nelayan," kata Roy di Situbondo, Sabtu.

Baca juga: Pemkab Situbondo ajak nelayan bersihkan sampah di pantai

Dia mengatakan penghasilan tambahan tersebut juga bisa menjadi pekerjaan alternatif bagi nelayan saat memasuki musim paceklik atau masa-masa sulit untuk mendapatkan ikan.

Menurut Roy, musim paceklik atau tangkapan ikan sulit biasanya terjadi mulai pada bulan Juni hingga Oktober atau bersamaan dengan musim kemarau.

"Kalau sudah musim paceklik atau kemarau, ikan memang sulit didapatkan. Banyak nelayan yang mengeluh karena tidak punya penghasilan. Ini yang kami maksud bagaimana budi daya rumput laut menjadi alternatif dan penghasilan tambahan," ujarnya.

Dengan budi daya rumput laut jenis gracilaria ini, kata Roy, nelayan diharapkan mampu menghasilkan uang selama musim paceklik dengan memanfaatkan tambak tradisional dan pesisir pantai.

"Di pesisir kan banyak tambak tradisional yang terbengkalai, jadi bisa dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi pasang surut air laut," tuturnya.

Pada musim kemarau, lanjutnya, perkembangan rumput laut sangat bagus karena kadar asinnya tinggi, sehingga sangat cocok untuk budi daya rumput laut saat musim paceklik yang bersamaan dengan musim kemarau.

"Musim kemarau itu kadar asin air laut sangat tinggi, bagus untuk pertumbuhan rumput laut. Dan diharapkan, nelayan bisa tetap berpenghasilan meskipun musim paceklik," kata Roy.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024