PT BTPN Syariah Tbk menguatkan langkah pendampingan pengelolaan keuangan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan skala bisnis kelompok masyarakat inklusif.
Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, mengatakan bahwa pendampingan untuk pengelolaan keuangan itu akan mendorong perkembangan skala bisnis UMKM.
"Dengan pendampingan, mereka akan mendapatkan pemahaman bahwa uang harus dikelola untuk tujuan produktif. Mengatur keuangan dengan baik, usaha akan berkembang dan sukses," kata Ainul.
Ainul menjelaskan, dengan pengelolaan keuangan yang baik tersebut, para nasabah bisa berdaya untuk mengembangkan usaha dengan baik. Program yang diusung BTPN Syariah, selalu mengedepankan pendampingan pengelolaan keuangan bagi para nasabah.
Menurutnya, BTPN Syariah memberikan pelatihan dasar keanggotaan untuk memastikan bahwa calon nasabah memahami bahwa uang yang berasal dari pembiayaan itu dipergunakan untuk sektor produktif.
"Kita semua paham, ketika hanya uang yang diberikan tanpa disertai ilmu pengetahuan, uang tersebut akan sia-sia. Pada ujungnya, masyarakat atau nasabah, hanya akan terbebani dengan cicilan," katanya.
Ia menambahkan, BTPN Syariah selalu mengedepankan program pemberdayaan untuk memberikan akses keuangan untuk modal kerja, akses terhadap ilmu pengetahuan, akses terhadap barang dan akses terhadap pasar.
Pola pendampingan yang dilakukan BTPN Syariah, lanjutnya, mencakup akses keuangan kepada perbankan, harapan dan keteladanan. Dengan pola pendampingan itu, diharapkan uang pembiayaan dipergunakan secara produktif.
"Pendampingan ini adalah tujuan utama kami adalah membangun perilaku unggul dari nasabah BTPN Syariah agar berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling membantu," katanya.
Salah satu anggota kelompok Sentra Tulip Pandean Siti Atim mengatakan bahwa pembiayaan yang diberikan oleh BTPN Syariah, mampu meningkatkan skala usaha yang dijalani. Ia telah menjadi nasabah BTPN Syariah selama tiga tahun.
"Awalnya saya berusaha berjualan kue-kue kecil. Saat ini saya mampu mengontrak sebuah kantin di sekolah. Setelah ada program ini, saya merasakan hasilnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Lurah Purwantoro Dwi Cahyono mengatakan bahwa program pembiayaan yang diusung oleh BTPN Syariah tersebut, bukan hanya sekedar penyaluran pembiayaan untuk masyarakat semata.
Namun, lanjutnya, dalam program tersebut juga menonjolkan sisi pemberdayaan dimana para penerima pembiayaan pada akhirnya mampu untuk keluar dari kondisi perekonomian yang sebelumnya terpuruk.
"Akses pembiayaan yang didapat membantu meninggalkan keterpurukannya. Masyarakat khususnya pelaku UMKM kembali berdaya dan mampu meningkatkan perekonomian keluarganya," katanya.
Ia menambahkan, di wilayah Kelurahan Purwantoro tercatat ada sebanyak 2.000 pelaku UMKM, di mana 200 diantaranya telah menjadi nasabah BTPN Syariah.
Ia berharap, jumlah pelaku UMKM yang mendapatkan pembiayaan bisa terus meningkat.
"Kita mendorong, saya akan coba untuk memperluas pembiayaan dan memiliki akses ke sana. Lembaga perbankan ini lebih membawa tema pendampingan yang aktual. Jadi, mereka bisa membawa banyak hal yang sejalan dengan program pemerintah," katanya.
Pada kuartal I 2024, BTPN Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp264 miliar. Rasio keuangan bank tersebut terjaga dengan Return on Asset (RoA) 6,3 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) 47,6 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah Ainul Yaqin di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, mengatakan bahwa pendampingan untuk pengelolaan keuangan itu akan mendorong perkembangan skala bisnis UMKM.
"Dengan pendampingan, mereka akan mendapatkan pemahaman bahwa uang harus dikelola untuk tujuan produktif. Mengatur keuangan dengan baik, usaha akan berkembang dan sukses," kata Ainul.
Ainul menjelaskan, dengan pengelolaan keuangan yang baik tersebut, para nasabah bisa berdaya untuk mengembangkan usaha dengan baik. Program yang diusung BTPN Syariah, selalu mengedepankan pendampingan pengelolaan keuangan bagi para nasabah.
Menurutnya, BTPN Syariah memberikan pelatihan dasar keanggotaan untuk memastikan bahwa calon nasabah memahami bahwa uang yang berasal dari pembiayaan itu dipergunakan untuk sektor produktif.
"Kita semua paham, ketika hanya uang yang diberikan tanpa disertai ilmu pengetahuan, uang tersebut akan sia-sia. Pada ujungnya, masyarakat atau nasabah, hanya akan terbebani dengan cicilan," katanya.
Ia menambahkan, BTPN Syariah selalu mengedepankan program pemberdayaan untuk memberikan akses keuangan untuk modal kerja, akses terhadap ilmu pengetahuan, akses terhadap barang dan akses terhadap pasar.
Pola pendampingan yang dilakukan BTPN Syariah, lanjutnya, mencakup akses keuangan kepada perbankan, harapan dan keteladanan. Dengan pola pendampingan itu, diharapkan uang pembiayaan dipergunakan secara produktif.
"Pendampingan ini adalah tujuan utama kami adalah membangun perilaku unggul dari nasabah BTPN Syariah agar berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling membantu," katanya.
Salah satu anggota kelompok Sentra Tulip Pandean Siti Atim mengatakan bahwa pembiayaan yang diberikan oleh BTPN Syariah, mampu meningkatkan skala usaha yang dijalani. Ia telah menjadi nasabah BTPN Syariah selama tiga tahun.
"Awalnya saya berusaha berjualan kue-kue kecil. Saat ini saya mampu mengontrak sebuah kantin di sekolah. Setelah ada program ini, saya merasakan hasilnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Lurah Purwantoro Dwi Cahyono mengatakan bahwa program pembiayaan yang diusung oleh BTPN Syariah tersebut, bukan hanya sekedar penyaluran pembiayaan untuk masyarakat semata.
Namun, lanjutnya, dalam program tersebut juga menonjolkan sisi pemberdayaan dimana para penerima pembiayaan pada akhirnya mampu untuk keluar dari kondisi perekonomian yang sebelumnya terpuruk.
"Akses pembiayaan yang didapat membantu meninggalkan keterpurukannya. Masyarakat khususnya pelaku UMKM kembali berdaya dan mampu meningkatkan perekonomian keluarganya," katanya.
Ia menambahkan, di wilayah Kelurahan Purwantoro tercatat ada sebanyak 2.000 pelaku UMKM, di mana 200 diantaranya telah menjadi nasabah BTPN Syariah.
Ia berharap, jumlah pelaku UMKM yang mendapatkan pembiayaan bisa terus meningkat.
"Kita mendorong, saya akan coba untuk memperluas pembiayaan dan memiliki akses ke sana. Lembaga perbankan ini lebih membawa tema pendampingan yang aktual. Jadi, mereka bisa membawa banyak hal yang sejalan dengan program pemerintah," katanya.
Pada kuartal I 2024, BTPN Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp264 miliar. Rasio keuangan bank tersebut terjaga dengan Return on Asset (RoA) 6,3 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) 47,6 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024