Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Madiun menormalisasi sejumlah saluran air di wilayah setempat guna mencegah banjir saat musim hujan datang.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PUPR Kota Madiun Dwi Setyo Nugroho mengatakan normalisasi kali ini dilakukan di saluran air di Jalan Flores Kota Madiun yang memanjang hingga tembus Jalan Anggrek. Setidaknya, pengerukan sepanjang 650 meter berhasil mengangkat sedimen sebanyak 58 unit "dumptruk".
"Proses normalisasi sudah dimulai sekitar dua minggu terakhir. Saat ini masih berlangsung yang di Jalan Anggrek," ujar Dwi Setyo Nugroho di Madiun, Jumat.
Ia mengaku sedimen yang berhasil diangkat dari dalam saluran cukup tebal, berkisar 1-1,5 meter. Sedimen atau endapan tanah tersebut lalu diangkat dan diangkut ke lokasi kawasan lahan kosong di Taman Edukasi Wisata Ngrowo Bening sisi utara untuk urukan.
Tak hanya sedimen tanah, pihaknya juga banyak menemukan sampah saat proses normalisasi tersebut. Hal itu yang membuat saluran di lokasi tersebut kurang maksimal saat musim hujan lalu.
Sampah yang ditemukan juga beragam. Mulai sampah plastik, batang pohon, dan lain sebagainya. Bahkan, sebelumnya pihaknya pernah membersihkan sampah kasur dari saluran lain.
Pihaknya meminta masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran air dan sungai. Selain menyebabkan luapan air sungai dan banjir, juga dapat merusak lingkungan serta ekosistem sungai.
"Kebersihan saluran harus menjadi tanggung jawab bersama. Masyarakat juga harus turut menjaga lingkungan, setidaknya dengan tidak membuang sampah ke saluran air," katanya.
Ia menambahkan proses normalisasi tersebut membutuhkan dua alat berat dan dua unit dumptruk. Normalisasi memang dilakukan pada saat musim kemarau agar pekerjaan maksimal. Harapannya, aliran air bisa lancar saat musim hujan nanti.
"Saya harap masyarakat bisa turut menjaga lingkungan, khususnya saluran. Butuh kepedulian kita bersama. Memang saluran secara rutin kami bersihkan. Tetapi kalau masyarakat ikut menjaga, tentunya bisa lebih maksimal," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas PUPR Kota Madiun Dwi Setyo Nugroho mengatakan normalisasi kali ini dilakukan di saluran air di Jalan Flores Kota Madiun yang memanjang hingga tembus Jalan Anggrek. Setidaknya, pengerukan sepanjang 650 meter berhasil mengangkat sedimen sebanyak 58 unit "dumptruk".
"Proses normalisasi sudah dimulai sekitar dua minggu terakhir. Saat ini masih berlangsung yang di Jalan Anggrek," ujar Dwi Setyo Nugroho di Madiun, Jumat.
Ia mengaku sedimen yang berhasil diangkat dari dalam saluran cukup tebal, berkisar 1-1,5 meter. Sedimen atau endapan tanah tersebut lalu diangkat dan diangkut ke lokasi kawasan lahan kosong di Taman Edukasi Wisata Ngrowo Bening sisi utara untuk urukan.
Tak hanya sedimen tanah, pihaknya juga banyak menemukan sampah saat proses normalisasi tersebut. Hal itu yang membuat saluran di lokasi tersebut kurang maksimal saat musim hujan lalu.
Sampah yang ditemukan juga beragam. Mulai sampah plastik, batang pohon, dan lain sebagainya. Bahkan, sebelumnya pihaknya pernah membersihkan sampah kasur dari saluran lain.
Pihaknya meminta masyarakat agar tidak membuang sampah di saluran air dan sungai. Selain menyebabkan luapan air sungai dan banjir, juga dapat merusak lingkungan serta ekosistem sungai.
"Kebersihan saluran harus menjadi tanggung jawab bersama. Masyarakat juga harus turut menjaga lingkungan, setidaknya dengan tidak membuang sampah ke saluran air," katanya.
Ia menambahkan proses normalisasi tersebut membutuhkan dua alat berat dan dua unit dumptruk. Normalisasi memang dilakukan pada saat musim kemarau agar pekerjaan maksimal. Harapannya, aliran air bisa lancar saat musim hujan nanti.
"Saya harap masyarakat bisa turut menjaga lingkungan, khususnya saluran. Butuh kepedulian kita bersama. Memang saluran secara rutin kami bersihkan. Tetapi kalau masyarakat ikut menjaga, tentunya bisa lebih maksimal," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024