Jember - Peneliti yang juga sejarawan asal Belanda Harry A Poeze menyatakan optimistis bahwa hasil tes DNA terhadap sisa-sisa kerangka manusia yang diteliti di laboratorium Korea adalah bekas tubuh Tan Malaka, meski hasil tes DNA kedua baru keluar Januari 2012.
"Hasil tes DNA itu akan memastikan teka-teki lokasi eksekusi Tan Malaka dan menjadi bukti kuat terhadap penelitian saya," tuturnya usai menjadi pembicara dalam kuliah umum "Studi Kasus Tan Malaka" di aula Fakultas Sastra Universitas Jember, Jawa Timur, Kamis.
Selama 20 tahun, Harry A Poeze mencari makam Tan Malaka dan menemukan sebuah makam yang terletak di atas bukit yang diduga kuat makam tersebut adalah makam pengarang buku Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.
"Menurut keponakan Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin, hasil tes DNA kedua dari laboratorium di Korea akan diumumkan bulan depan yakni Januari 2012 dan saya akan menunggu hasil itu," ucap Direktur KITLV Press (Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara).
Poeze menilai bahwa kemungkinan hasil tes DNA itu bisa positif atau negatif, namun tidak menutup kemungkinan hasil tes tersebut tidak akan mendapat kesimpulan.
"Kalau tidak terbukti, kami harus meneliti hasil tes DNA yang kedua itu. Namun, apabila terbukti, hal itu menjadi kewenangan pemerintah Indonesia apakah akan memindahkan makam itu ke Taman Makam Pahlawan di Kalibata atau membangun monumen di Selopanggung," katanya menjelaskan.
Berdasarkan kesimpulan tim identifikasi Tan Malaka yang dikeluarkan pada Maret 2010 menyebutkan kerangka itu adalah keranhgka seorang laki-laki, ras Mongoloid Suku Minang, tinggi badan 160-165 cm dikubur secara Islam.
"Yang menarik dari kesimpulan itu yakni kedua lengan bawah tersilang ke belakang yang menandakan bahwa yang bersangkutan meninggal dengan cara ditembak mati seperti hasil penelitian saya yakni Tan Malaka meninggal karena ditembak mati," ucap pengarang buku 'Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' itu.
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, Poeze optimistis bahwa kerangka yang diteliti oleh Tim Identifikasi Malaka adalah benar-benar jenazah Ilyas Husein yang dikenal sebagai Tan Malaka.
"Kalau terbukti hasil tes DNA itu benar, saya berharap makam itu tidak dipindah, namun dibuatkan monumen sebagai penghormatan terhadap jasa-jasanya yang begitu besar terhadap gerakan revolusioner di Indonesia," katanya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011