Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu mencatat bahwa tingkat okupansi atau penghunian kamar pada masa libur panjang peringatan Hari Raya Waisak di wilayah tersebut hanya sebesar 60 persen.
Ketua PHRI Kota Batu Sujud Hariadi di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis mengatakan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat okupansi hotel di wilayah Kota Batu pada masa libur peringatan Hari Raya Waisak kali ini.
"Okupansi berkisar 50-60 persen saja untuk masa libur Waisak kali ini," kata Sujud.
Sujud menjelaskan, sejumlah faktor yang mempengaruhi tingkat okupansi hotel pada salah satu kota wisata di Jawa Timur tersebut diantaranya adalah banyak wisatawan yang berkunjung melakukan perjalanan tanpa menginap.
Kemudian, lanjutnya, pada masa libur Hari Raya Waisak kali ini banyak rombongan pelajar yang melakukan studi tur. Rombongan tersebut, cenderung lebih banyak mencari penginapan dengan harga yang lebih rendah.
"Banyak hal yang mempengaruhi, wisatawan tidak menginap dan langsung kembali ke daerah asal. Kemudian, karena rombongan studi tur, jika menginap itu mencari harga yang lebih murah," katanya.
Selain itu, lanjutnya, masa libur yang berdekatan juga berpengaruh terhadap wisatawan yang menginap. Dua minggu sebelumnya, juga ada masa libur panjang pada perayaan Kenaikan Isa Almasih pada 9-12 Mei 2024.
Ia menambahkan, jumlah kunjungan wisatawan yang merupakan rombongan studi tur di wilayah Kota Batu memang mengalami peningkatan. Sehingga, tingkat okupansi hotel bintang tiga ke bawah, berbeda dengan tingkat penghunian hotel bintang tiga ke atas.
"Untuk studi tur yang menginap, lebih banyak menginap di hotel bintang tiga ke bawah. Itu lebih ramai dan okupansi tinggi," katanya.
Untuk hotel dengan klasifikasi bintang tiga ke bawah, menurutnya, tingkat okupansi bisa mencapai 80 persen. Namun, jumlah hotel dengan kategori bintang tiga ke bawah di Kota Batu tidak terlalu banyak.
"Untuk bintang tiga ke bawah bisa sampai 80 persen, namun jumlahnya tidak sampai sepuluh hotel," katanya.
Saat ini, sektor perhotelan di Kota Batu bertumpu pada berbagai kegiatan korporasi dan kerja sama dengan agen perjalanan. Sementara untuk wisatawan yang merupakan rombongan studi tur, terkendala dengan harga kamar hotel yang ditawarkan.
"Untuk hotel tetap sama jika dibanding saat libur Kenaikan Isa Almasih. Hotel saat ini banyak ker korporasi dan agen perjalanan, karena untuk grup agak sulit," katanya.
Pemerintah Kota Batu menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah tersebut mencapai 12 juta orang pada 2024. Jumlah tersebut, dipatok lebih tinggi dari realisasi kunjungan wisatawan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 10.116.570 orang.
Dari total kunjungan wisatawan pada 2023 tersebut, sebanyak 10.821 orang merupakan wisatawan mancanegara, sementara sisanya merupakan wisatawan dalam negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024