Bakal Calon Wali Kota Surabaya jalur perseorangan Asrilia Kurniati legawa usai dinyatakan tak lolos tahapan pendaftaran Pilkada 2024 setempat karena jumlah syarat dukungan yang masih di bawah ketentuan.
"Tidak ada kata sedih bagi Asrilia Kurniati. Yang penting tetap bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Tidak lolos tidak apa-apa," ujarnya saat konferensi pers di posko pemenangan di kawasan Kecamatan Keputih Surabaya.
Meski gagal masuk sebagai peserta Pilkada Surabaya 2024, namun ia komitmen seluruh kegiatan sosial tetap dilaksanakannya, seperti pemberdayaan ekonomi dan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Sebab, kata dia, hal itu merupakan aktivitas yang sudah rutin dilaksanakannya sebelum mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah.
"Memang banyak orang yang belum mengetahui, tetapi dulu saya juga pernah terjun langsung waktu gempa di Palu dan banyak peristiwa lainnya," ucap dia.
Asri menambahkan sebagai seorang manusia, aspek sosial tidak boleh hilang dam harus memberikan kebermanfaatan bagi seluruh masyarakat yang menjadi komitmen.
"Jangan lelah berbuat baik, apalagi kalau punya rezeki cukup. Berkegiatan sosial itu tidak perlu menjadi pejabat," tutur dia.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu (12/5) Asrilia Kurniati bersama Satria Wicaksono mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala daerah dari jalur perseorangan dengan menyerahkan syarat dukungan ke Kantor KPU Kota Surabaya.
Namun, dokumen yang diserahkan dikembalikan karena jumlah dukungan tidak sesuai dengan batas minimal yang dipersyaratkan.
Berdasarkan data KPU Kota Surabaya, pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Asrilia Kurniati-Satria Wicaksono memiliki 1.106 dukungan. Sedangkan syarat minimalnya adalah 144.209 dukungan.
Batas terendah dukungan ditentukan adalah 6,5 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 di Surabaya sebesar 2.218.586 jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Tidak ada kata sedih bagi Asrilia Kurniati. Yang penting tetap bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Tidak lolos tidak apa-apa," ujarnya saat konferensi pers di posko pemenangan di kawasan Kecamatan Keputih Surabaya.
Meski gagal masuk sebagai peserta Pilkada Surabaya 2024, namun ia komitmen seluruh kegiatan sosial tetap dilaksanakannya, seperti pemberdayaan ekonomi dan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Sebab, kata dia, hal itu merupakan aktivitas yang sudah rutin dilaksanakannya sebelum mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah.
"Memang banyak orang yang belum mengetahui, tetapi dulu saya juga pernah terjun langsung waktu gempa di Palu dan banyak peristiwa lainnya," ucap dia.
Asri menambahkan sebagai seorang manusia, aspek sosial tidak boleh hilang dam harus memberikan kebermanfaatan bagi seluruh masyarakat yang menjadi komitmen.
"Jangan lelah berbuat baik, apalagi kalau punya rezeki cukup. Berkegiatan sosial itu tidak perlu menjadi pejabat," tutur dia.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu (12/5) Asrilia Kurniati bersama Satria Wicaksono mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala daerah dari jalur perseorangan dengan menyerahkan syarat dukungan ke Kantor KPU Kota Surabaya.
Namun, dokumen yang diserahkan dikembalikan karena jumlah dukungan tidak sesuai dengan batas minimal yang dipersyaratkan.
Berdasarkan data KPU Kota Surabaya, pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Asrilia Kurniati-Satria Wicaksono memiliki 1.106 dukungan. Sedangkan syarat minimalnya adalah 144.209 dukungan.
Batas terendah dukungan ditentukan adalah 6,5 persen dari daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 di Surabaya sebesar 2.218.586 jiwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024