Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI mengusung naskah kuno dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dalam acara sosialisasi pengarusutamaan naskah nusantara Ingatan Kolektif Nasional (IKON) 2024, Selasa.
"Pada kegiatan ini, para narasumber dan pakar akan berdiskusi dan menelaah lebih dalam mana naskah kuno Banyuwangi yang akan dimasukkan dalam IKON 2024," kata Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Agus Sutoyo.
Banyuwangi merupakan satu-satunya kabupaten yang mendapat program IKON dari Perpusnas, dan lima daerah lainnya bertaraf provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Menurut Agus Sutoyo, Banyuwangi terpilih dalam IKON salah satunya karena memiliki tradisi naskah kuno yang berakar dari tradisi setempat, memiliki ekosistem yang baik ditandai dengan banyaknya komunitas, aktivitas dan perhatian masyarakat pada naskah kuno, dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
"Selain itu juga memiliki naskah unggulan yang dapat diarusutamakan pada tingkat nasional," katanya.
IKON merupakan salah satu program Perpusnas bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) untuk mencatat naskah kuno secara nasional yang memiliki nilai penting bagi peradaban bangsa Indonesia.
Naskah kuno yang telah ditetapkan sebagai IKON akan diproyeksikan untuk diusulkan menjadi Memory of the World (MoW), UNESCO.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih karena Perpusnas telah memasukkan naskah kuno Banyuwangi sebagai salah satu budaya bernilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan melalui IKON.
"Kami berterima kasih atas program dari Perpusnas ini. Hal ini menjadi ikhtiar penting bagi Banyuwangi untuk memperkuat identitas dan budaya berbasis kekayaan masa silam," kata Ipuk melalui konferensi video.
Selama ini Banyuwangi memberikan perhatian terhadap upaya pelestarian naskah kuno dan praktik-praktik kebudayaan yang mengitarinya.
"Melalui Perpustakaan Daerah kami telah melakukan pendataan, katalogisasi dan penerjemahan naskah-naskah kuno yang ditemukan di Banyuwangi," ujarnya.
Ada enam buku berbasis naskah kuno Banyuwangi yang diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, yakni Lontar Sri Tanjung, Lontar Hadis Dagang, Katalog Naskah Kuno Banyuwangi (edisi I), Lontar Juwarsah, Katalog Naskah Kuno Banyuwangi (edisi II), dan Candra Jagat.
"Buku-buku tersebut bisa dibaca langsung di perpustakaan daerah atau bisa diakses di website Perpusda langsung," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, Zen Kostolani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pada kegiatan ini, para narasumber dan pakar akan berdiskusi dan menelaah lebih dalam mana naskah kuno Banyuwangi yang akan dimasukkan dalam IKON 2024," kata Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Agus Sutoyo.
Banyuwangi merupakan satu-satunya kabupaten yang mendapat program IKON dari Perpusnas, dan lima daerah lainnya bertaraf provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.
Menurut Agus Sutoyo, Banyuwangi terpilih dalam IKON salah satunya karena memiliki tradisi naskah kuno yang berakar dari tradisi setempat, memiliki ekosistem yang baik ditandai dengan banyaknya komunitas, aktivitas dan perhatian masyarakat pada naskah kuno, dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah.
"Selain itu juga memiliki naskah unggulan yang dapat diarusutamakan pada tingkat nasional," katanya.
IKON merupakan salah satu program Perpusnas bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) untuk mencatat naskah kuno secara nasional yang memiliki nilai penting bagi peradaban bangsa Indonesia.
Naskah kuno yang telah ditetapkan sebagai IKON akan diproyeksikan untuk diusulkan menjadi Memory of the World (MoW), UNESCO.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih karena Perpusnas telah memasukkan naskah kuno Banyuwangi sebagai salah satu budaya bernilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan melalui IKON.
"Kami berterima kasih atas program dari Perpusnas ini. Hal ini menjadi ikhtiar penting bagi Banyuwangi untuk memperkuat identitas dan budaya berbasis kekayaan masa silam," kata Ipuk melalui konferensi video.
Selama ini Banyuwangi memberikan perhatian terhadap upaya pelestarian naskah kuno dan praktik-praktik kebudayaan yang mengitarinya.
"Melalui Perpustakaan Daerah kami telah melakukan pendataan, katalogisasi dan penerjemahan naskah-naskah kuno yang ditemukan di Banyuwangi," ujarnya.
Ada enam buku berbasis naskah kuno Banyuwangi yang diterbitkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, yakni Lontar Sri Tanjung, Lontar Hadis Dagang, Katalog Naskah Kuno Banyuwangi (edisi I), Lontar Juwarsah, Katalog Naskah Kuno Banyuwangi (edisi II), dan Candra Jagat.
"Buku-buku tersebut bisa dibaca langsung di perpustakaan daerah atau bisa diakses di website Perpusda langsung," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, Zen Kostolani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024