Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menargetkan pada tahun ini bebas buang air besar (BAB) sembarangan atau open defecation free (ODF) sesuai instruksi Gubernur Jawa Timur 2021.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan menyebut sampai saat ini dari 136 desa/kelurahan, ada 23 desa yang masih buang air besar sembarangan.
"Kami sudah melakukan rapat koordinasi untuk target tahun 2024, masyarakat tidak BAB sembarangan," katanya kepada wartawan di Situbondo, Senin.
Sekda Wawan menjelaskan mayoritas masyarakat di desa-desa yang yang masih buang air besar sembarangan (belum ODF) adalah desa atau wilayahnya dilalui oleh sungai.
"Sehingga, masih ada kebiasaan masyarakat yang wilayahnya dilalui sungai, mereka BAB di sungai," ujarnya.
Baca juga: Bupati Situbondo: Ribuan titik PJU di jalur pantura rampung tahun 2024
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Sandy Hendrayono mengatakan paling tidak target semua desa ODF atau bebas BAB sembarangan pada bulan Juni mendatang.
"Beberapa waktu lalu kabupaten/kota di Jawa Timur telah menandatangani komitmen bersama bebas BAB ODF di tahun 2024. Ini menjadi beban moral dan tanggung jawab bersama bagi kami untuk menyelesaikan permasalahan ODF di Situbondo," ujarnya.
Sandy menyampaikan bahwa permasalahan BAB sembarangan tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah daerah, tapi harus kerja bersama, mulai dari pemerintah desa, kecamatan hingga pemerintah daerah.
"Dengan demikian, Dinas Kesehatan melalui puskesmas-puskesmas mengawal terus kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas guna menyelesaikan permasalahan ODF," katanya.
Adapun 23 desa masih BAB sembarangan, yakni Desa Jatisari, Ketowan, Jetis, Widoropayung, Cura Suri, Kumbang Sari, Patemon, Semambung.
Desa Semberanyar, Dawuhan, Bletok, Mlandingan Wetan, Alasbayur, Campoan, Sumberanyar, Rajekwesi, Bugeman, Tambak Ukir, Klampokan, Kandang, Peleyan, Wonokoyo, dan Gadingan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan menyebut sampai saat ini dari 136 desa/kelurahan, ada 23 desa yang masih buang air besar sembarangan.
"Kami sudah melakukan rapat koordinasi untuk target tahun 2024, masyarakat tidak BAB sembarangan," katanya kepada wartawan di Situbondo, Senin.
Sekda Wawan menjelaskan mayoritas masyarakat di desa-desa yang yang masih buang air besar sembarangan (belum ODF) adalah desa atau wilayahnya dilalui oleh sungai.
"Sehingga, masih ada kebiasaan masyarakat yang wilayahnya dilalui sungai, mereka BAB di sungai," ujarnya.
Baca juga: Bupati Situbondo: Ribuan titik PJU di jalur pantura rampung tahun 2024
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Sandy Hendrayono mengatakan paling tidak target semua desa ODF atau bebas BAB sembarangan pada bulan Juni mendatang.
"Beberapa waktu lalu kabupaten/kota di Jawa Timur telah menandatangani komitmen bersama bebas BAB ODF di tahun 2024. Ini menjadi beban moral dan tanggung jawab bersama bagi kami untuk menyelesaikan permasalahan ODF di Situbondo," ujarnya.
Sandy menyampaikan bahwa permasalahan BAB sembarangan tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah daerah, tapi harus kerja bersama, mulai dari pemerintah desa, kecamatan hingga pemerintah daerah.
"Dengan demikian, Dinas Kesehatan melalui puskesmas-puskesmas mengawal terus kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas guna menyelesaikan permasalahan ODF," katanya.
Adapun 23 desa masih BAB sembarangan, yakni Desa Jatisari, Ketowan, Jetis, Widoropayung, Cura Suri, Kumbang Sari, Patemon, Semambung.
Desa Semberanyar, Dawuhan, Bletok, Mlandingan Wetan, Alasbayur, Campoan, Sumberanyar, Rajekwesi, Bugeman, Tambak Ukir, Klampokan, Kandang, Peleyan, Wonokoyo, dan Gadingan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024