Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur, melakukan mitigasi bencana untuk mengantisipasi banjir susulan akibat kondisi plengsengan di Sungai Kedunggaleng dan Sungai Legundi yang rusak parah.
"Pascabanjir yang melanda Kota Probolinggo beberapa hari lalu, kami melakukan mitigasi bencana di beberapa titik lokasi penyebab banjir," kata Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Minggu.
Ia mengatakan, Pemkot Probolinggo ingin mencari solusi karena plengsengan Sungai Kedunggaleng ambrol akibat tergerus banjir, sehingga upaya mitigasi bencana harus dilakukan secepat mungkin agar bisa meminimalisir banjir susulan.
"Sungai Kedunggaleng merupakan sungai besar yang masuk ranah Provinsi Jawa Timur karena sungai tersebut melintasi area Kota dan Kabupaten Probolinggo," ujarnya.
Menurut dia, Pemkot Probolinggo melalui Dinas PUPRPKP pernah membangun parapet (pencegah banjir) di Sungai Kedunggaleng dan bronjong di Sungai Legundi, namun saat ini kondisinya rusak parah.
"Sungai tersebut merupakan aset Provinsi Jatim, namun jika airnya meluap warga Kota Probolinggo yang terkena dampaknya, sehingga kami turun tangan dalam menangani permasalahan tersebut," tuturnya.
Ia mengatakan proses perbaikan parapet yang pernah dibangun di Sungai Kedunggaleng kini kondisi taludnya longsor, termasuk bronjong di Sungai Legundi rusak sehingga akan diajukan bantuan perbaikan ke Pemprov Jatim.
Nurkholis juga menyoroti kondisi Dam Klep (Bendung Sumber Kareng) yang seringkali tersumbat sampah besar seperti pohon pisang maupun sampah kayu yang menumpuk, sehingga pihaknya meminta agar diajukan rekondisi menjadi bendung gerak besi.
"Selama ini sudah sering dilakukan pengerukan sampah di area itu dengan alat berat, namun untuk mempermudah saluran itu dibutuhkan pintu angkat biasa (besi)," katanya.
Ia mengatakan berbagai kondisi tersebut akan disampaikan kepada Pj Gubernur Jatim supaya bisa dipenuhi sebagai langkah mitigasi bencana di Kota Probolinggo.
Kepala Dinas PUPRPKP Kota Probolinggo Setyorini Sayekti menambahkan bahwa di Sungai Kedunggaleng perlu dibangun parapet sepanjang 250 meter karena area itu pernah banjir hingga ke permukiman warga dengan ketinggian 1,2 meter.
"Sedangkan untuk Sungai Legundi, talud longsor di sisi barat RSUD Ar Rozy di Kelurahan Sumber Wetan, sehingga dibutuhkan pembangunan parapet dan plengsengan sepanjang 530 meter karena banjir melanda rumah warga dan lahan pertanian," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pascabanjir yang melanda Kota Probolinggo beberapa hari lalu, kami melakukan mitigasi bencana di beberapa titik lokasi penyebab banjir," kata Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Minggu.
Ia mengatakan, Pemkot Probolinggo ingin mencari solusi karena plengsengan Sungai Kedunggaleng ambrol akibat tergerus banjir, sehingga upaya mitigasi bencana harus dilakukan secepat mungkin agar bisa meminimalisir banjir susulan.
"Sungai Kedunggaleng merupakan sungai besar yang masuk ranah Provinsi Jawa Timur karena sungai tersebut melintasi area Kota dan Kabupaten Probolinggo," ujarnya.
Menurut dia, Pemkot Probolinggo melalui Dinas PUPRPKP pernah membangun parapet (pencegah banjir) di Sungai Kedunggaleng dan bronjong di Sungai Legundi, namun saat ini kondisinya rusak parah.
"Sungai tersebut merupakan aset Provinsi Jatim, namun jika airnya meluap warga Kota Probolinggo yang terkena dampaknya, sehingga kami turun tangan dalam menangani permasalahan tersebut," tuturnya.
Ia mengatakan proses perbaikan parapet yang pernah dibangun di Sungai Kedunggaleng kini kondisi taludnya longsor, termasuk bronjong di Sungai Legundi rusak sehingga akan diajukan bantuan perbaikan ke Pemprov Jatim.
Nurkholis juga menyoroti kondisi Dam Klep (Bendung Sumber Kareng) yang seringkali tersumbat sampah besar seperti pohon pisang maupun sampah kayu yang menumpuk, sehingga pihaknya meminta agar diajukan rekondisi menjadi bendung gerak besi.
"Selama ini sudah sering dilakukan pengerukan sampah di area itu dengan alat berat, namun untuk mempermudah saluran itu dibutuhkan pintu angkat biasa (besi)," katanya.
Ia mengatakan berbagai kondisi tersebut akan disampaikan kepada Pj Gubernur Jatim supaya bisa dipenuhi sebagai langkah mitigasi bencana di Kota Probolinggo.
Kepala Dinas PUPRPKP Kota Probolinggo Setyorini Sayekti menambahkan bahwa di Sungai Kedunggaleng perlu dibangun parapet sepanjang 250 meter karena area itu pernah banjir hingga ke permukiman warga dengan ketinggian 1,2 meter.
"Sedangkan untuk Sungai Legundi, talud longsor di sisi barat RSUD Ar Rozy di Kelurahan Sumber Wetan, sehingga dibutuhkan pembangunan parapet dan plengsengan sepanjang 530 meter karena banjir melanda rumah warga dan lahan pertanian," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024