Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyatakan komitmennya menjalankan arahan Kementerian Dalam Negeri untuk mengendalikan inflasi sekaligus memastikan pasokan bahan pangan dalam kondisi aman dan harganya stabil menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Pada intinya kami siap menjalankan apa yang menjadi arahan Mendagri dan Kabapanas untuk mengendalikan inflasi yang sebagian besar dipicu dari bahan pangan, seperti beras, cabai, minyak goreng, telur ayam ras," katanya dalam siaran pers diterima di Surabaya, Senin.
Adhy Karyono menegaskan kesiapannya usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa serta Idul Fitri 2024 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas) Arief Prasetyo Adi di Jakarta hari ini.
Menurut orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut, langkah pengendalian inflasi penting dilakukan karena sangat berpengaruh besar terhadap psikologi masyarakat, terlebih menjelang bulan puasa dan lebaran.
Meski demikian, beberapa arahan Pemerintah Pusat yang sudah dilakukan Pemprov Jatim, seperti rapat koordinasi pusat dan daerah pengendalian inflasi, mempercepat penyaluran bantuan pangan beras, dan menggelar gerakan pangan murah di 38 kabupaten/kota.
"Dan sampai saat ini upaya-upaya itu terus kami lakukan," ucap pejabat yang sebelumnya menjabat Sekdaprov Jatim tersebut.
Berdasarkan rilis BPS Jatim, pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2023 tumbuh sebesar 4,9 persen (c to c). Pertumbuhan ekonomi tersebut diiringi dengan tingkat inflasi yang terkendali sebesar 2,9 persen (y to d).
Sementara itu, langkah strategis dan sistematis juga terus diupayakan untuk mengendalikan inflasi di Jatim, meliputi upaya menghadapi kelangkaan pupuk, menekan kehilangan hasil pertanian, mengantisipasi dampak perubahan iklim, hingga memperkuat sistem cadangan atau buffer stock," katanya.
Khusus memperkuat buffer stock, lanjut Pj Gubernur, Pemprov Jatim mengoptimalkan dan menguatkan cadangan pangan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, desa dan di masyarakat, serta bekerja sama dengan daerah surplus terdekat.
Tak itu saja, upaya lainnya adalah pengawalan dan pengamanan terhadap standing crop yang ada, mengoptimalkan penggunaan input pada komoditas aneka cabai dan bawang merah, mendorong skema pembiayaan dengan kredit usah rakyat (KUR), hingga memperkuat sistem logistik dan distribusi komoditas strategis.
"Kami upayakan untuk melakukan semua langkah dengan optimal supaya tingkat inflasi semakin terkendali," kata Adhy Karyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Pada intinya kami siap menjalankan apa yang menjadi arahan Mendagri dan Kabapanas untuk mengendalikan inflasi yang sebagian besar dipicu dari bahan pangan, seperti beras, cabai, minyak goreng, telur ayam ras," katanya dalam siaran pers diterima di Surabaya, Senin.
Adhy Karyono menegaskan kesiapannya usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa serta Idul Fitri 2024 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Kepala Badan Pangan Nasional (Kabapanas) Arief Prasetyo Adi di Jakarta hari ini.
Menurut orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut, langkah pengendalian inflasi penting dilakukan karena sangat berpengaruh besar terhadap psikologi masyarakat, terlebih menjelang bulan puasa dan lebaran.
Meski demikian, beberapa arahan Pemerintah Pusat yang sudah dilakukan Pemprov Jatim, seperti rapat koordinasi pusat dan daerah pengendalian inflasi, mempercepat penyaluran bantuan pangan beras, dan menggelar gerakan pangan murah di 38 kabupaten/kota.
"Dan sampai saat ini upaya-upaya itu terus kami lakukan," ucap pejabat yang sebelumnya menjabat Sekdaprov Jatim tersebut.
Berdasarkan rilis BPS Jatim, pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2023 tumbuh sebesar 4,9 persen (c to c). Pertumbuhan ekonomi tersebut diiringi dengan tingkat inflasi yang terkendali sebesar 2,9 persen (y to d).
Sementara itu, langkah strategis dan sistematis juga terus diupayakan untuk mengendalikan inflasi di Jatim, meliputi upaya menghadapi kelangkaan pupuk, menekan kehilangan hasil pertanian, mengantisipasi dampak perubahan iklim, hingga memperkuat sistem cadangan atau buffer stock," katanya.
Khusus memperkuat buffer stock, lanjut Pj Gubernur, Pemprov Jatim mengoptimalkan dan menguatkan cadangan pangan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, desa dan di masyarakat, serta bekerja sama dengan daerah surplus terdekat.
Tak itu saja, upaya lainnya adalah pengawalan dan pengamanan terhadap standing crop yang ada, mengoptimalkan penggunaan input pada komoditas aneka cabai dan bawang merah, mendorong skema pembiayaan dengan kredit usah rakyat (KUR), hingga memperkuat sistem logistik dan distribusi komoditas strategis.
"Kami upayakan untuk melakukan semua langkah dengan optimal supaya tingkat inflasi semakin terkendali," kata Adhy Karyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024