Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut "Olimpiade Matematika Gasing" yang diikuti puluhan pelajar sekolah dasar terbaik dari tiap kecamatan menjadi kompetisi meningkatkan kemampuan siswa pada pelajaran matematika.
"Olimpiade ini menjadi wadah bagi para siswa untuk menunjukkan kemampuan berhitung cepat usai dilatih metode gasing (gampang asyik dan menyenangkan). Harapan kami, ini bisa meningkatkan literasi matematika anak Banyuwangi," katanya saat membuka Olimpiade Matematika Gasing di Aula SDN Model Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Sebanyak 75 orang pelajar SD terbaik dari setiap kecamatan berkompetisi mengerjakan soal matematika dengan metode smart gasing yang dikembangkan oleh Prof Yohanes Surya.
Selama satu tahun terakhir, lanjut Ipuk, Banyuwangi telah bekerja sama dengan Prof Yohanes Surya memberikan pelatihan berhitung cepat kepada para guru dan pelajar Banyuwangi menggunakan metode gasing yang telah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan matematika anak-anak.
Prof Yohanes Surya merupakan fisikawan dan pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia/TOFI. Dengan metode pembelajaran gasing ini, anak-anak diajarkan lebih cepat belajar berhitung. Gasing memanfaatkan lagu, latihan logika, otak kiri-kanan, hingga motorik dalam penerapannya.
"Matematika ini menjadi salah satu ilmu terpenting, ratunya ilmu pengetahuan. Ini sekaligus membentuk logika anak, kemampuan analisis. Sehingga dengan dilatih matematika mereka bisa menjadi anak hebat, jago sains, punya kemampuan analisis, dan ini menjadi bekal bagi masa depannya," kata Bupati Ipuk.
Dalam lomba tersebut, setiap tim diberikan 100 soal matematika yang harus diselesaikan secara cepat dalam waktu maksimal 30 menit. Penilaian pada babak penyisihan ini diberikan berdasarkan kecepatan dan ketepatan jawaban untuk diambil sepuluh tim terbaik yang akan menuju semi final.
Pada babak kedua, masing-masing tim akan berebut menjawab soal untuk mendulang poin terbanyak. Bagi 5 tim yang lolos final, mereka akan melalui 3 ujian yakni sesi Gasing Nyoto dimana tim harus bisa menjelaskan konsep perkalian dan pembagian.
Kemudian dilanjutkan sesi carem logika dengan menampilkan atraksi kebudayaan disertai dengan gasing, lalu ditutup sesi jejak poin soal (Jempol) dan puzzel.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan bahwa Olimpiade ini diikuti pelajar SD se-Banyuwangi, dan masing-masing kecamatan mengirimkan tiga delegasi terbaiknya sebagai satu tim.
"Mereka dipilih tiga terbaik dari masing-masing kecamatan yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan gasing. Sudah ribuan siswa SD yang telah mengikuti pelatihan ini. Tahun ini pelatihan metode gasing ini akan disasarkan pada siswa SMP," ujarnya.
Para pemenang Olimpiade tingkat kabupaten ini, selanjutnya akan disiapkan untuk mengikuti Olimpiade gasing nasional dan internasional, yakni Asia Science and Mathematics Olympiad for Primary and Secondary School (ASMOPSS).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Olimpiade ini menjadi wadah bagi para siswa untuk menunjukkan kemampuan berhitung cepat usai dilatih metode gasing (gampang asyik dan menyenangkan). Harapan kami, ini bisa meningkatkan literasi matematika anak Banyuwangi," katanya saat membuka Olimpiade Matematika Gasing di Aula SDN Model Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Sebanyak 75 orang pelajar SD terbaik dari setiap kecamatan berkompetisi mengerjakan soal matematika dengan metode smart gasing yang dikembangkan oleh Prof Yohanes Surya.
Selama satu tahun terakhir, lanjut Ipuk, Banyuwangi telah bekerja sama dengan Prof Yohanes Surya memberikan pelatihan berhitung cepat kepada para guru dan pelajar Banyuwangi menggunakan metode gasing yang telah terbukti berhasil meningkatkan kemampuan matematika anak-anak.
Prof Yohanes Surya merupakan fisikawan dan pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia/TOFI. Dengan metode pembelajaran gasing ini, anak-anak diajarkan lebih cepat belajar berhitung. Gasing memanfaatkan lagu, latihan logika, otak kiri-kanan, hingga motorik dalam penerapannya.
"Matematika ini menjadi salah satu ilmu terpenting, ratunya ilmu pengetahuan. Ini sekaligus membentuk logika anak, kemampuan analisis. Sehingga dengan dilatih matematika mereka bisa menjadi anak hebat, jago sains, punya kemampuan analisis, dan ini menjadi bekal bagi masa depannya," kata Bupati Ipuk.
Dalam lomba tersebut, setiap tim diberikan 100 soal matematika yang harus diselesaikan secara cepat dalam waktu maksimal 30 menit. Penilaian pada babak penyisihan ini diberikan berdasarkan kecepatan dan ketepatan jawaban untuk diambil sepuluh tim terbaik yang akan menuju semi final.
Pada babak kedua, masing-masing tim akan berebut menjawab soal untuk mendulang poin terbanyak. Bagi 5 tim yang lolos final, mereka akan melalui 3 ujian yakni sesi Gasing Nyoto dimana tim harus bisa menjelaskan konsep perkalian dan pembagian.
Kemudian dilanjutkan sesi carem logika dengan menampilkan atraksi kebudayaan disertai dengan gasing, lalu ditutup sesi jejak poin soal (Jempol) dan puzzel.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan bahwa Olimpiade ini diikuti pelajar SD se-Banyuwangi, dan masing-masing kecamatan mengirimkan tiga delegasi terbaiknya sebagai satu tim.
"Mereka dipilih tiga terbaik dari masing-masing kecamatan yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan gasing. Sudah ribuan siswa SD yang telah mengikuti pelatihan ini. Tahun ini pelatihan metode gasing ini akan disasarkan pada siswa SMP," ujarnya.
Para pemenang Olimpiade tingkat kabupaten ini, selanjutnya akan disiapkan untuk mengikuti Olimpiade gasing nasional dan internasional, yakni Asia Science and Mathematics Olympiad for Primary and Secondary School (ASMOPSS).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024