Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mencegah bertambahnya pasar swalayan di daerahnya guna memberi kesempatan berkembangnya pasar tradisional yang ada. "Baru setelah pasar tradisional berkembang, pasar modern bisa berdiri di Bojonegoro," kata Bupati Bojonegoro, Suyoto, dalam pertemuan mitra usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan pengusaha besar di Bojonegoro, Selasa. Menurut dia, bertambahnya pasar swalayan di wilayahnya, bisa berdampak terhadap tidak berkembangnya sekitar 60 pasar tradisional, bahkan bisa mematikan. Karena itu, Pemkab Bojonegoro kini berupaya mengembangkan pasar-pasar tradisional yang ada agar berdaya saing. Salah satu pasar tradisional yang sudah mulai dikembangkan yaitu Pasar Dander, di Desa Dander, Kecamatan Dander. Pasar yang dibangun dua lantai tersebut menghabiskan anggaran Rp7,5 miliar. Meski demikian, pedagang di pasar itu tidak dikenai biaya pembangunan. Di hadapan 135 pelaku usaha, Suyoto juga berpesan, para pengusaha dalam bekerja hendaknya tidak hanya berpikir mencari untung apalagi ingin menyakiti orang lain. "Pengusaha yang betul itu bukan hanya mencari untung, tapi dia harus berpikir bisa menolong orang lain, keluarganya, pegawainya dan juga menyenangkan konsumen yang memanfaatkan produknya," katanya. Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Bojonegoro, Zainuddin, menjelaskan, temu mitra usaha itu bertujuan mendorong tumbuhnya UMKM melalui dukungan modal usaha dari perbankan. Selain itu, untuk menciptakan akses pasar yang seluas-luasnya produk UMKM. "Dalam pertemuan ini, hasilnya diharapkan ada kerja sama kemitraan produksi dengan dukungan perbankan dan menciptakan pasar seluas-luasnya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011