Kediri - Dinas Kesehatan Kota Kediri, agak kesulitan melaksanaan program bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang dilaksanakan pada 18 Oktober - 18 November 2011 karena jrum suntik menjadi media yang sangat ditakuti anak-anak. "Mereka lari begitu tahu akan diimunisasi dan menangis saat namanya dipanggil. Bahkan, bangku yang digunakan untuk tempat duduk jadi tempat persembunyian mereka," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Kediri, Ridwan di Kediri, Kamis saat dikonfirmasi tentang pelaksanaan program BIAS di sekolah. Ia mengatakan, program Bias itu harus terealisasi. Semua anak-anak yang mendapatkan program itu, mulai kelas 1-3 tingkat sekolah dasar maupun yang sederajat harus mendapatkan imunisasi. Dengan mendapatkan vaksin, tubuh mereka akan lebih kebal terhadap berbagai macam penyakit. Ia menyebut, jumlah anak yang mendapatkan program itu, untuk kelas satu ada 5.791 anak, kelas dua ada 5.747 anak, dan kelas tiga ada 5.517 anak. Mereka tersebar di seluruh kelurahan wilayah Kota Kediri. Untuk vaksin, Ridwan menyebut kelas satu diberikan vaksin campak dan DT (Difteri Tetanus), sementara untuk kelas dua dan tiga diberikan vaksin Td (Tetanus, Difteri). "Untuk pemberian awal kami beri dulu campak, lalu rentang empat bulan menyusul vaksin DT. Itu agar tubuh si anak bisa kebal terlebih dahulu. Kalau diberikan bersamaan, khawatirnya tubuhnya tidak kuat," ujarnya. Ia menyebut, untuk stok juga selalu lebih. Seluruh stok itu diambil dari provinsi yang sebelumnya sudah didistribusikan oleh pusat. Pihaknya sebelumnya juga sudah melakukan sosialisasi terkait dengan program imunisasi Bias ini. Hal ini penting dilakukan, karena vaksin yang diberikan saat imunisasi dulu (usia 0-9 bulan) sudah harus diberikan tambahan, hingga ada program tersebut. "Kami berikan sosialisasi pentingnya imunisasi tambahan ini, agar daya tahan tubuh anak kuat hingga bisa membuat kekebalan kelompok. Jika satu anak menolak untuk diberikan suntikan vaksin, tentunya anak lain yang sudah divaksin pun bisa sakit," ucapnya. Untuk itu, lanjut dia, selalu melibatkan wali murid dan pihak sekolah saat pelaksanaan kegiatan itu. Dengan itu, anak-anak menjadi lebih tenang dan tidak lari karena takut jarum suntik. Selain untuk membentuk kekebalan tubuh lewat vaksin tersebut, Ridwan juga menyebut, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) penting diterapkan. Anak-anak diharapkan juga diimbau untuk mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi, dengan harapan bisa tumbuh menjadi generasi sehat. Menyinggung dengan capaian program Bias ini, Ridwan menyebutsudah di atas 90 persen. Saat ini, tinggal pemberian vaksin Td saja yang rencananya akan diberikan pada pekan ini. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011