Pemerintah Kabupaten Tulungagung memulai pelaksanaan vaksinasi polio di daerahnya dan menargetkan sebanyak 115.183 orang anak mendapat imunisasi dosis satu dan dosis dua dalam kurun waktu yang telah dijadwalkan dinas kesehatan setempat.

"Tulungagung sebenarnya sudah tidak ada kasus polio sejak terakhir ditemukan pada 2014. Tetapi karena saat ini (Provinsi) Jatim status kejadian luar biasa (KLB), imunisasi polio tetap dilakukan," kata Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno usai "kick off" vaksinasi polio di Tulungagung, Senin.

Dikatakan, vaksin polio diberikan sebagai langkah pencegahan, dengan sasaran anak usia 0 hingga delapan tahun.

Jumlah sasaran proyeksi vaksinasi tersebut sebanyak 115.183 orang anak, sedang jumlah sasaran riil sebanyak 114.319 anak.

Implementasinya, lanjut dia, kesuksesan pelaksanaan vaksinasi polio tetap membutuhkan dukungan dan kerja sama warga, khususnya keluarga yang memiliki anak usia 0-8 tahun.

"Polio tidak bisa diobati, tetapi bisa dicegah. Untuk menyukseskan program ini kami berharap kerja sama semua pihak demi menyelamatkan generasi bangsa," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rokhmat menjelaskan vaksinasi polio merupakan imbas dari temuan kasus di Madura.

Temuan ini memicu alarm KLB polio di seluruh wilayah Jawa Timur. Lantaran dianggap sebagai KLB, semua anak berumur di bawah delapan tahun wajib divaksin, meski sudah menerima vaksin polio.

"Walau sepekan lalu sudah divaksin, mereka tetap menerima vaksinasi polio lagi," kata Kasil.

Ia memastikan mekanisme itu sudah diselidiki dan tidak menimbulkan masalah kesehatan, sehingga diharapkan kejadian di Madura tak diikuti kejadian lain di Jawa Timur, termasuk di Tulungagung.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024