Surabaya - Universitas Airlangga Surabaya dalam usia ke-57 akan fokus untuk menjadi pusat pengembangan ilmu kesehatan nasional pada tahun 2012, tapi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dalam usia ke-51 akan fokus untuk menjadi universitas riset pada tahun 2017. "Pada tahun 2012, fokus program diarahkan pada pencapaian kinerja Unair sebagai 'Health Science Center', tapi hal itu juga tetap melibatkan bidang lain dari bio-sience dan sosial," kata Rektor Unair Prof H Fasich Apt dalam pidato pada Sidang Unair dalam rangka Dies Natalis ke-57 di kampus setempat, Kamis. Ia menjelaskan Unair telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mendirikan sebuah Rumah Sakit Pendidikan atau RSP (Kemdikbud) dan Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi (Kemkes) untuk melengkapi proses pembelajaran dalam penelitian dan pengabdian masyarakat. "RSP telah dibangun pada kurun 2007-2010, sedangkan Rumah Sakit Unair (Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi) dibuka secara resmi terhitung mulai Juni 2011, sehingga mulai saat itu sudah dapat digunakan menunjang proses pendidikan dan penelitian serta pelayanan," katanya. Menurut dia, sinergi antara RSP, Rumah Sakit Unair, Laboratorium BSL-3, dan Lembaga Penyakit Tropik akan menjadi aset Unair untuk mewujudkan pusat pengembangan ilmu kesehatan tingkat nasional untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan pelayanan. "Anggaran 2011 Unair naik dari Rp309,1 miliar menjadi Rp314,9 miliar dengan Rp214,9 miliar berasal dari SOP (sumbangan operasional pendidikan) dan SP3 (sumbangan pengembangan pelayanan pendidikan). Untuk APBN, kontribusinya menurun, meski kontribusi untuk gaji dan tunjangan mencapai Rp182 miliar," katanya. Selain pidato rektor, Sidang Universitas kali juga ditandai dengan orasi ilmiah yang disampailkan dua dosen berprestasi di lingkungan Unair yakni Prof Dr Kacung Marijan MA PhD (Fisip) dan Dr Idha Kusumawati S.Si Apt MSi (Fakultas Farmasi). Dalam orasinya, Prof Kacung yang kini menjadi salah satu staf ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu menilai Unair merupakan salah satu lembaga pendidikan terkemuka di Indonesia, karena itu harus bisa berperan sebagai lembaga yang menjadi pusat penelitian dan pengembangan untuk membawa Indonesia sebagai bangsa yang kompetitif. Dalam acara itu, lima mahasiswa menerima penghargaan, yakni Evandra (pendaki Puncak Mount Elbrus Rusia), Vania Santoso (juara pertama Eco-Preneurship di Hongkong Institute of Contemporary Culture dan Satya Lencana Indonesia 2010), Apriyanti Khairina (peraih Gold Medal Community Project Category di Singapura), Yufan Febtiawan (peraih emas di PIMNAS XXIV Makassar), dan Fitria Nur Aisyah (peraih Piala Prof Soedarto di Universitas Diponegoro Semarang). ITS Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA menargetkan ITS harus menjadi universitas riset yang bertaraf internasional pada tahun 2017 sesuai dengan amanah renstra (rencana dan strategi) dan secara konsisten menjadi acuan bagi universitas di kawasan Indonesia timur. "Karena itu, dalam empat tahun ke depan hingga 2015, ITS harus berupaya keras menyiapkan dan memperkuat segala sesuatunya untuk dapat mengantarkan ITS menjadi universitas riset bertaraf internasional pada 2017. Jadi, proses ke arah sana (universitas riset) itulah yang penting," katanya. Selain itu, ITS yang merupakan PT milik rakyat, karena itu semua civitas akademika harus lebih banyak diperuntukkan kemajuan rakyat Indonesia, kemajuan Jawa Timur dan Surabaya, khusunya mempersembahkan riset untuk menyukseskan Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. "Di hari jadinya ke-51, ITS telah mempersembahkan ilmu teknologi dan sains kepada negeri ini dengan makin banyaknya penghargaan yang diterima ITS baik berskala nasional maupun Internasional, bahkan ITS juga telah menjadi pusat acuan bagi berbagai perguruan tinggi, khususnya di wilayah Indonesia Timur," ujarnya. Dalam acara itu, ITS juga memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang sangat berjasa kepada ITS dan membangun perguruan tinggi demi kejayaan bangsa dan negara, di antaranya Prof Kuniiji Kose (Hiroshima University) dan Prof Richard Birmingham (Newcastle University) sebagai mitra internasional. Untuk penghargaan Alumni ITS bidang pemerintahan diberikan kepada Ir Tri Rismaharini MT (Wali Kota Surabaya), penghargaan Alumni ITS bidang Teknologi kepada Ir Chayun Budiono MSc, penghargaan Alumni ITS bidang BUMN kepada Ir Djoko Margono MBA (Direktur Personalia dan Umum PT KAI), dan penghargaan Alumni ITS bidang enterpreneurship kepada Sunaryo Suhadi. Selain itu, ada pula penghargaan ITS bidang Seni dan Budaya yang diberikan kepada Sartono (pencipta lagu Hymne Guru) dan penghargaan Perintis Pengembangan ITS kepada (Alm) Dipl Ing Hariadi Soemarsono (Dekan FTK 1965-1969). ITS juga menyerahkan Penghargaan ITS kepada pihak luar yakni Penghargaan ITS bidang Pengembangan Industri kepada Dr Ir Budi Darmadi MSc (Dirjen Industri Unggulan berbasis Teknologi Tinggi) dan Penghargaan ITS Pemuda Enterpreneur kepada Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos). (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011