Bojonegoro - Jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disburpad) Bojonegoro meminta situs purbakala yang ada di daerah setempat tidak digusur untuk proyek migas, dengan pertimbangan keberadaannya perlu dipertahankan sebagai lokasi yang memiliki nilai budaya. Kepala Disburpad Bojonegoro, Suismoyo, didamping Kabid Pelestarian dan Pengembangan Budaya, Saptatik, Selasa mengatakan, di kawasan ring I migas Blok Cepu, terdapat sejumlah situs yang harus dipertahankan keberadaan. Di antaranya, situs Mlawatan di Desa Wotangare, di Kecamatan Kalitidu dan situs Kahyangan Api di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngasem. Di situs Mlawatan, jelas Suismoyo, karena memiliki keterkaitan dengan sejarah Kerajaan Malawapati di Bojonegoro dengan Prabu Anglingdarma, tetap harus dipertahankan. Termasuk situs di Desa Wotangare, Kecamatan Kalitidu, pernah ditemukan fosil binatang purba. "Sejauh ini, belum ada situs purbakala, baik di atas tanah masyarakat atau desa yang dibebaskan untuk proyek Blok Cepu," kata, Saptatik, menjelaskan. Menurut Saptatik, pemakaman tua yang ada di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem dan Kalitidu yang masuk ring I migas Blok Cepu, berdasarkan ketentuan yang ada sebenarnya juga dianggap situs purbakala. "Kalau memang tanahnya sudah ada yang dibebaskan untuk proyek migas Blok Cepu, kami minta keberadaannya tidak digusur untuk lokasi bangunan," ujarnya. Ia mencontohkan, situs kubur Kalang di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, sampai sekarang ini keberadaannya masih utuh. Padahal, di kawasan itu dikenal sebagai lokasi daerah penghasil minyak sejak jaman Belanda hingga sekarang ini, yang wilayahnya di bawah Pertamina Cepu di Cepu, Jawa Tengah. "Kehadiran industri migas tidak harus menggusur keberadan situs," ucapnya, menegaskan. Namun, lanjutnya, jajaran operator migas Blok Cepu yaitu Mobil Cepu Limited (MCL), cukup tahu keberadaan situs di kawasan migas Blok Cepu. Sebab, sekitar enam bulan yang lalu, petugas MCL juga melakukan pendataan keberadaan situs yang ada di lokasi ring I migas Blok Cepu. "Dengan adanya pendataan situs yang ada itu, kami optimistis proyek migas yang ada di Bojonegoro tidak menggusur situs purbakala yang ada," ujarnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011