Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur memastikan kebutuhan ketersediaan pangan terutama dari protein hewan bisa terpenuhi, demi mewujudkan swasembada daging nasional.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kini telah mencapai swasembada daging sehingga mampu memasok kebutuhan masyarakat di daerah lain. Ke depan Jatim mampu antarkan Indonesia mewujudkan swasembada daging.
Kebutuhan daging masyarakat di wilayah provinsi setempat telah tercukupi dari hasil produksi produk peternak lokal melalui program inseminasi buatan (IB). Sejak digalakkan program IB, Pemprov Jatim menargetkan angka kelahiran sapi minimal 1 juta ekor per tahun.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani menjelaskan Jatim selama ini sudah swasembada daging untuk lokal Jatim, bahkan mampu menopang kebutuhan akan protein hewan untuk provinsi lainnya.
"Kami harus menyediakan telur, susu, daging untuk ketahanan pangan. Dari Jatim, kami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jatim, ini juga sebagai gudang ternak yang menopang kebutuhan untuk provinsi lainnya," katanya di Surabaya.
Pemerintah telah mencanangkan swasembada daging. Sejak awal dicanangkan, yakni tahun 2000, swasembada daging sapi ternyata belum kunjung terealisasi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus secepatnya dituntaskan.
Menurut dia, pihaknya ingin bekerjasama, kolaboratif bersama, sebab tantangan ke depan tidak mudah dan sangat kompleks, terutama untuk ketersediaan pangan protein hewani.
Menurut dia, dengan kolaborasi bersama-sama bisa membangun Jatim. Kolaborasi dilakukan termasuk dengan media, yang juga sangat membantu, misalnya saat harus sosialisasi ke masyarakat.
"Ini merupakan sesuatu yang harus kita laksanakan, karena tantangan makin kompleks. Bisa diselesaikan bersama-sama dengan inovasi, kolabrasi, sinergi satu sama lain," jelasnya.
Secara populasi ternak di Jatim, Indyah menyebut cukup besar. Untuk sapi potong misalnya jumlah populasinya hampir 30 persen dari total di Indonesia.
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi sapi potong di Indonesia sebanyak 18,61 juta ekor pada 2022. Jumlah tersebut lebih besar 3,52 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 17,98 juta ekor.
Sementara itu, menurut wilayahnya, populasi sapi potong di Indonesia paling banyak berada di Jawa Timur, yakni 5.070.240 juta ekor. Jumlah itu setara dengan 27,24 persen dari total produksi sapi di dalam negeri pada 2022.
Provinsi Tengah berada di urutan kedua dengan jumlah sapi potong sebanyak 1,91 juta ekor. Setelahnya ada Sulawesi Selatan dengan 1,48 juta ekor sapi potong.
Sementara itu, atas program yang telah dibuat Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan swasembada daging, LKBN Antara memberikan penghargaan Kategori Pelaksana Program "Jatim Agro" Nawa Bhakti Satya Bidang Perwujudan Swasembada Daging Nasional.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Dirut LKBN Antara Ahmad Munir kepada Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam acara HUT LKBN Antara yang diselenggarakan paxa Jumat (15/12) di Dyandra Convention Center Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kini telah mencapai swasembada daging sehingga mampu memasok kebutuhan masyarakat di daerah lain. Ke depan Jatim mampu antarkan Indonesia mewujudkan swasembada daging.
Kebutuhan daging masyarakat di wilayah provinsi setempat telah tercukupi dari hasil produksi produk peternak lokal melalui program inseminasi buatan (IB). Sejak digalakkan program IB, Pemprov Jatim menargetkan angka kelahiran sapi minimal 1 juta ekor per tahun.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani menjelaskan Jatim selama ini sudah swasembada daging untuk lokal Jatim, bahkan mampu menopang kebutuhan akan protein hewan untuk provinsi lainnya.
"Kami harus menyediakan telur, susu, daging untuk ketahanan pangan. Dari Jatim, kami sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jatim, ini juga sebagai gudang ternak yang menopang kebutuhan untuk provinsi lainnya," katanya di Surabaya.
Pemerintah telah mencanangkan swasembada daging. Sejak awal dicanangkan, yakni tahun 2000, swasembada daging sapi ternyata belum kunjung terealisasi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus secepatnya dituntaskan.
Menurut dia, pihaknya ingin bekerjasama, kolaboratif bersama, sebab tantangan ke depan tidak mudah dan sangat kompleks, terutama untuk ketersediaan pangan protein hewani.
Menurut dia, dengan kolaborasi bersama-sama bisa membangun Jatim. Kolaborasi dilakukan termasuk dengan media, yang juga sangat membantu, misalnya saat harus sosialisasi ke masyarakat.
"Ini merupakan sesuatu yang harus kita laksanakan, karena tantangan makin kompleks. Bisa diselesaikan bersama-sama dengan inovasi, kolabrasi, sinergi satu sama lain," jelasnya.
Secara populasi ternak di Jatim, Indyah menyebut cukup besar. Untuk sapi potong misalnya jumlah populasinya hampir 30 persen dari total di Indonesia.
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi sapi potong di Indonesia sebanyak 18,61 juta ekor pada 2022. Jumlah tersebut lebih besar 3,52 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 17,98 juta ekor.
Sementara itu, menurut wilayahnya, populasi sapi potong di Indonesia paling banyak berada di Jawa Timur, yakni 5.070.240 juta ekor. Jumlah itu setara dengan 27,24 persen dari total produksi sapi di dalam negeri pada 2022.
Provinsi Tengah berada di urutan kedua dengan jumlah sapi potong sebanyak 1,91 juta ekor. Setelahnya ada Sulawesi Selatan dengan 1,48 juta ekor sapi potong.
Sementara itu, atas program yang telah dibuat Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan swasembada daging, LKBN Antara memberikan penghargaan Kategori Pelaksana Program "Jatim Agro" Nawa Bhakti Satya Bidang Perwujudan Swasembada Daging Nasional.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Dirut LKBN Antara Ahmad Munir kepada Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dalam acara HUT LKBN Antara yang diselenggarakan paxa Jumat (15/12) di Dyandra Convention Center Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023