Lumajang - Menteri Pertanian Suswono mengatakan pisang mas kirana yang menjadi buah unggulan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, layak untuk diekspor ke beberapa negara karena kualitas buahnya bagus dan rasanya manis. Hal tersebut disampaikan Suswono di sela-sela kunjungan kerja di "Kampung Pisang Mas Kirana" yang berada di Dusun Wonorejo, Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Kamis sore. Menurut dia, masing-masing daerah memiliki produk holtikutura unggulan seperti di Kecamatan Senduro yang dikenal dengan pisang mas kirana dan para petani sudah bisa menerapkan praktek pertanian yang bagus (Good Agricultural Practices), sehingga layak untuk diekspor. "Saat ini Singapura sudah membuka diri untuk produk buah dan sayur dari Indonesia dan para importir siap datang, asalkan kualitas buahnya sesuai dengan selera pasar dunia dan tidak ada kandungan zat berbahaya," paparnya. Ia menjelaskan pengemasan buah lokal yang cukup bagus dan sedikit sentuhan teknologi bisa menjadikan produk-produk lokal di daerah menembus pasar ekspor dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi. "Indonesia harus menyesuaikan selera pasar dunia dengan mengurangi penggunaan zat berbahaya yang ditolak pasar," ucap menteri dari Partai Keadilan Sejahtera itu. Saat ini, kata dia, Indonesia memiliki kesempatan emas untuk merebut pasar di Singapura karena Thailand dilanda bencana banjir dan diharapkan Indonesia bisa menggantikan posisi Thailand di Singapura. "Peluang ekspor pisang mas kirana ke Singapura saat ini sangat baik karena bisa menggantikan posisi Thailand yang menyuplai buah dan sayur ke Singapura," katanya menambahkan. Suswono mengemukakan jumlah ekspor produk sayur dan buah-buahan ke Singapura masih sekitar 10 persen dan diharapkan Indonesia bisa menggantikan posisi Thailand sebagai pemasok buah sayur terbesar di Singapura. Sementara petugas penyuluh lapangan (PPL) di Kecamatan Senduro, Lili, mengatakan sejumlah kelompok tani sudah mencoba memasarkan ke sejumlah negara seperti Cina, Taiwan, dan Jepang. Hasilnya mendapat respon yang cukup bagus. "Para petani masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi pasar di dalam negeri yakni sekitar 350 ton per tahun, sedangkan produksi petani sekitar 250 ton saja per tahun. Ke depan, kami berencana untuk mengeskpor, setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi," tuturnya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011