Surabaya - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Surabaya menengarai Perum Perhutani telah melakukan dominasi usaha getah pinus di wilayah ini.
"Pada tahap awal, kami melakukan pendekatan struktural," kata Kepala KPD KPPU Surabaya, Dendy Rakhmad Sutrisno, ditemui usai Seminar "Competition Policy and Consumer Protection in ASEAN: Toward ASEAN Economic Community 2015", di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, Perum Perhutani diduga mendominasi pasar getah pinus karena mereka menguasai ketersediaan komoditas yang dikuasai negara. Untuk itu, pihaknya sudah mengumpulkan semua pelaku usaha baik produsen maupun distributor.
"Mereka sangat terbuka dan telah menginternalisasi nilai persaingan usaha sehat. Kalau penentuan harga, mereka mengaku telah mengikuti fluktuasi harga dunia meskipun terkendala regulasi," ujarnya.
Tahapan tersebut, ungkap dia, sengaja dilaksanakan seperti mulai dari siapa pelaku usaha yang bermain, pihak mana yang mendominasi pasar, bagaimana penguasaan pasar mereka, dan bagaimana kondisi persaingan usaha itu.
"Dengan upaya itu, kami yakin dapat terlihat seperti apa struktur pasarnya apakah terkategori monopoli atau oligopoli," imbuhnya.
KPPU sedang menyusun laporan akhir terhadap permasalahan tersebut. Tujuannya, agar seluruh pelaku usaha menyadari kesalahannya dalam berusaha dan berkenan mengubah pola usaha yang dijalankan.
"Apalagi, kami tidak hanya melakukan penegakan hukum melainkan mengedukasi pasar Jawa Timur untuk berusaha dengan sehat dan jauh dari tindakan monopoli maupun oligopoli," katanya.
Ia optimistis, semakin tinggi tingkat kesadaran pelaku usaha dalam menjalankan bisnis maka mereka mau menginternalisasi nilai persaingan usaha sehat.
"Bahkan, akan memunculkan budaya baru yang belun berkembang di masyarakat yakni budaya persaingan usaha sehat," katanya.
Selain itu, tambah dia, upaya pembentukan pasar sehat oleh KPPU juga dilakukan dengan pengawasan terhadap pasar komoditas sorbitol.
"Pengawasan ini kami laksanakan mengingat dalam prakteknya di lapangan PT Sorini diduga telah menguasai pasar sorbitol," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011