Ketua Tim Reviewer Abdidaya Program Penguatan Kompetensi Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Prof Illah Sailah mengatakan bahwa kegiatan kompetisi Abdidaya itu menjadi sarana perguruan tinggi mempersiapkan lulusan yang kompeten.
"Harapannya mahasiswa memiliki pengalaman dan mendapatkan beragam softskill sehingga menjadi lulusan yang kompeten," katanya saat menjadi pemateri dalam kegiatan semiloka Abdidaya PPK Ormawa di Gedung Auditorium Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Sabtu.
Sebanyak 1.200 mahasiswa yang tergabung dalam 160 tim dari 78 Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) se-Indonesia berkompetisi memamerkan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan melalui Abdidaya PPK Ormawa yang digelar di Unej pada 7-9 Desember 2023.
"Materi perkuliahan di dalam kampus masih didominasi oleh hardskill, sehingga mahasiswa perlu membekali dirinya dengan keterampilan bersifat softskill seperti kemampuan berorganisasi, berkomunikasi dan berlatih mencari solusi sebuah problem," tuturnya.
Mantan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti itu menjelaskan Kemendikbudristek menginisiasi Abdidaya PPK Ormawa sebagai sarana mempersiapkan mahasiswa yang kompeten.
Langkah itu selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam menimba ilmu pengetahuan sesuai disiplin keilmuan yang dipilih, sekaligus memberikan kesempatan mencari softskill sebanyak-banyaknya melalui beragam program di MBKM.
"Dari 2.100 proposal yang masuk hanya 608 tim yang mendapatkan pendanaan dan akhirnya terpilih 160 tim yang masuk ke babak final Abdidaya PPK Ormawa 2023, sehingga peserta Abidaya yang hadir adalah mahasiswa unggulan," katanya.
Rektor Unej Iwan Taruna yang juga menjadi pemateri menjelaskan program-program di perguruan tinggi yang dipimpin nya dalam memfasilitasi mahasiswa melakukan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya Abdidaya PPK Ormawa adalah salah satu program yang menjadi sarana bagi mahasiswa Unej terjun ke masyarakat. Selain itu ada Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kolaboratif, Program Mahasiswa Berdesa, hingga program desa binaan.
“Justru dari hasil evaluasi kami, mahasiswa Unej memiliki prestasi menasional di bidang pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dibanding prestasi lainnya," katanya.
Ia memberikan contoh pada ajang Abdidaya PPK Ormawa tahun 2023 ada delapan tim yang masuk babak final, sehingga tidak salah jika pihaknya memberikan perhatian khusus berupa pembinaan bagi ormawa yang akan melaksanakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Dorongan agar mahasiswa turun ke desa juga datang dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang hadir secara daring karena menurutnya perguruan tinggi dengan sivitas akademikanya adalah aset potensial bangsa.
"Dengan keunggulan penguasaan ilmu dan teknologi maka perguruan tinggi diharapkan turut mengatasi permasalahan di masyarakat, terutama warga desa. Mahasiswa dikenal sebagai kaum muda yang memiliki semangat tinggi, kreativitas dan inovasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Harapannya mahasiswa memiliki pengalaman dan mendapatkan beragam softskill sehingga menjadi lulusan yang kompeten," katanya saat menjadi pemateri dalam kegiatan semiloka Abdidaya PPK Ormawa di Gedung Auditorium Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Sabtu.
Sebanyak 1.200 mahasiswa yang tergabung dalam 160 tim dari 78 Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) se-Indonesia berkompetisi memamerkan program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang sudah dilakukan melalui Abdidaya PPK Ormawa yang digelar di Unej pada 7-9 Desember 2023.
"Materi perkuliahan di dalam kampus masih didominasi oleh hardskill, sehingga mahasiswa perlu membekali dirinya dengan keterampilan bersifat softskill seperti kemampuan berorganisasi, berkomunikasi dan berlatih mencari solusi sebuah problem," tuturnya.
Mantan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti itu menjelaskan Kemendikbudristek menginisiasi Abdidaya PPK Ormawa sebagai sarana mempersiapkan mahasiswa yang kompeten.
Langkah itu selaras dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam menimba ilmu pengetahuan sesuai disiplin keilmuan yang dipilih, sekaligus memberikan kesempatan mencari softskill sebanyak-banyaknya melalui beragam program di MBKM.
"Dari 2.100 proposal yang masuk hanya 608 tim yang mendapatkan pendanaan dan akhirnya terpilih 160 tim yang masuk ke babak final Abdidaya PPK Ormawa 2023, sehingga peserta Abidaya yang hadir adalah mahasiswa unggulan," katanya.
Rektor Unej Iwan Taruna yang juga menjadi pemateri menjelaskan program-program di perguruan tinggi yang dipimpin nya dalam memfasilitasi mahasiswa melakukan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya Abdidaya PPK Ormawa adalah salah satu program yang menjadi sarana bagi mahasiswa Unej terjun ke masyarakat. Selain itu ada Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kolaboratif, Program Mahasiswa Berdesa, hingga program desa binaan.
“Justru dari hasil evaluasi kami, mahasiswa Unej memiliki prestasi menasional di bidang pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dibanding prestasi lainnya," katanya.
Ia memberikan contoh pada ajang Abdidaya PPK Ormawa tahun 2023 ada delapan tim yang masuk babak final, sehingga tidak salah jika pihaknya memberikan perhatian khusus berupa pembinaan bagi ormawa yang akan melaksanakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Dorongan agar mahasiswa turun ke desa juga datang dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang hadir secara daring karena menurutnya perguruan tinggi dengan sivitas akademikanya adalah aset potensial bangsa.
"Dengan keunggulan penguasaan ilmu dan teknologi maka perguruan tinggi diharapkan turut mengatasi permasalahan di masyarakat, terutama warga desa. Mahasiswa dikenal sebagai kaum muda yang memiliki semangat tinggi, kreativitas dan inovasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023