Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan pelatihan Pra Paralegal untuk kepala desa dan lurah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sebagai mediator dalam menyelesaikan sengketa antar warga di wilayah setempat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan yang diterima di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu mengatakan pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, peran dan fungsi kepala desa dan lurah sebagai mediator dalam menyelesaikan sengketa antar warga secara non-litigasi.
"Dalam pelatihan ini para kepala desa dan lurah akan diberikan materi pemahaman di bidang hukum. Ini penting, karena penyelesaian permasalahan sengketa secara non-litigasi diharapkan dapat menjadi pilihan pertama di tingkat desa," kata Khofifah.
Khofifah menjelaskan, pembekalan kepada kepala desa dan lurah tersebut perlu dilakukan mengingat peran dan fungsi serta sebagai figur yang dihormati di lingkungan desa sangat potensial untuk menjadi tujuan utama penyelesaian perselisihan antar warga.
Baca juga: Gubernur Khofifah serahkan tali asih kepada ribuan pilar sosial se-Madura
Menurutnya, pelatihan tersebut merupakan keberlanjutan beberapa program penyelesaian sengketa hukum yang telah ada sebelumnya di Jawa Timur seperti Restorative Justice yang diinisiasi Kejaksaan Tinggi Jatim dan Serta Omah Rembug yang diinisiasi Polda Jatim.
"Untuk itu melalui pelatihan ini para kades akan memiliki bekal terkait paralegal yang akan memberi penguatan baik terhadap program Restorative Justice maupun Omah Rembug yang telah berjalan," katanya.
Ia menambahkan, kepala desa dan lurah memegang peranan sentral dalam menangani permasalahan sederhana sehingga tidak perlu naik ke tingkat persidangan dan berujung ke lembaga pemasyarakatan.
"Kepala desa diharapkan bisa menjadi mediator, juru damai, hingga memberikan advokasi sebagai paralegal," katanya.
Pelatihan Pra Paralegal Justice Award bagi kepala desa dan lurah yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
Secara keseluruhan, ada sebanyak 180 peserta pada putaran pertama dalam tiga angkatan yang terdiri dari 158 orang kepala desa dan 22 lurah. Pelatihan akan dilaksanakan sebanyak lima angkatan dalam dua putaran dengan total peserta sebanyak 300 kepala desa dan lurah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023