Tiga kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Ifa Ashilatul Karomiyah, Elsi Meidya Fitri, dan Qathrun Nada, menyampaikan gagasan terkait isu perempuan saat konferensi International Women Summit di Malaysia dan Singapura.
Salah seorang kader yang mengikuti konferensi tersebut, Qathrun Nada, dalam keterangan diterima di Surabaya, Kamis, mengatakan dalam usaha pemberdayaan pada pelajar perempuan tentu tidak bisa hanya bicara teori.
"Namun harus ada aksi nyata yang bisa dilakukan melalui pendekatan generasi Z tentunya, seperti membuat platform pendidikan di dunia digital, baik aplikasi atau media sosial," tutur Nada yang merupakan Ketua Bidang Pendidikan Pemberdayaan dan Pengembangan SDM IPPNU.
Bendahara Bidang Hubungan Luar Negeri IPPNU Ifa Ashilatul Karomiyah menyampaikan isu terkait women empowering, peace, security, enviroment serta women’s economic menjadi fokus IPPNU, khususnya dalam membuka diplomasi hubungan internasional.
"Dan momen ini adalah kesempatan IPPNU bidang Hubungan Luar Negeri untuk dapat terkoneksi dengan Organisasi Kepemudaan di luar negeri," katanya.
Ketua 4 PP IPPNU menambahkan departemen-departemen yang berada di bawah naungan IPPNU selalu mendampingi pelajar terkait isu-isu yang berkaitan dengan perempuan.
Sementara itu Ketua Umum IPPNU Whasfi Velasufa mengaku bangga atas berpartisipasinya tiga kader pada konferensi internasional, terutama menyampaikan gagasan terkait isu perempuan.
"Saya sangat bangga dan tentunya mendukung para kader IPPNU untuk berpartisipasi dalam konferensi ini, terutama karena konferensi ini berkaitan dengan isu perempuan," katanya.
Ia yakin tiga kader tersebut dapat membawa nama baik IPPNU dan menyampaikan gagasan-gagasan terkait isu perempuan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023