Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, menggandeng dua perguruan tinggi (PT), yakni Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan dan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok, untuk mengembangkan eduwisata garam.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pemkab Pamekasan Kusairi di Pamekasan, Selasa, mengatakan, pilihan kerja sama dengan dua PT itu karena beberapa hal.
"Kerja sama dengan UTM karena PT ini memahami tentang adat tradisi Madura, dan memiliki jurusan yang memang dibutuhkan oleh Pemkab Pamekasan, yakni kelautan dan perikanan," katanya.
Ia menjelaskan, salah satu industri wisata yang hendak dikembangkan di Pamekasan adalah garam. Saat ini, Pamekasan telah membangun objek wisata yang menjadikan garam sebagai objek wisata dan pendidikan yang disebut dengan eduwisata garam.
Kusairi menjelaskan objek wisata ini terletak di Desa Bunder Kecamatan Pademawu yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes) setempat.
Baca juga: DPRD Pamekasan dorong pemkab alokasikan anggaran pupuk organik
Sedangkan kerja sama dengan Poltekpar Lombok, karena Perguruan Tinggi tersebut memiliki pengalaman mengelola objek wisata yang memiliki adat dan tradisi yang sama dengan Madura, yakni di Lombok Nusa Tenggara Barat.
Secara kultur agama, sambung dia, Lombok dengan Pamekasan di Pulau Madura ini, tidaklah jauh berbeda. Lombok dikenal 1000 masjid, sementara Pamekasan sudah dikenal dengan sebutan kabupaten yang menerapkan syariat Islam melalui program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islam (Gerbang Salam).
Hanya saja, potensi alam serta kesadaran masyarakat dalam hal pariwisata antara Madura dengan Lombok berbeda, sehingga Lombok jauh lebih baik dalam pengembangan objek wisata.
"Ini yang menjadi alasan Pemkab Pamekasan bekerja sama dengan Poltekpar Lombok, dengan harapan nantinya pengembangan objek wisata di kabupaten ini bisa maju, tanpa meninggalkan nilai-nilai agama sebagaimana sudah terjadi di Lombok," kata Kusairi.
Mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Pemkab Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, kerja sama dengan UTM Bangkalan dan Poltekpar Lombok itu mulai tahun 2023 ini.
Sebagian kegiatan seperti penguatan sumber daya manusia (SDM) pengelola objek wisata seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah dilakukan mulai awal semester kedua 2023 ini.
"Kalau dengan UTM pelatihan kepada pihak-pihak terkait sudah dilakukan sejak awal tahun," katanya.
Sejumlah objek wisata yang hendak dikembangkan di Kabupaten Pamekasan di antaranya objek wisata Eduwisata Garam di Desa Bunder, Kecamatan Kecamatan Pademawu, lalu Kampung Toron Samalem di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, serta sejumlah objek wisata pantai, di antaranya Pantai Talang Siring, Patai Jumiang, Padelegan dan Pantai Utara Pamekasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Pemkab Pamekasan Kusairi di Pamekasan, Selasa, mengatakan, pilihan kerja sama dengan dua PT itu karena beberapa hal.
"Kerja sama dengan UTM karena PT ini memahami tentang adat tradisi Madura, dan memiliki jurusan yang memang dibutuhkan oleh Pemkab Pamekasan, yakni kelautan dan perikanan," katanya.
Ia menjelaskan, salah satu industri wisata yang hendak dikembangkan di Pamekasan adalah garam. Saat ini, Pamekasan telah membangun objek wisata yang menjadikan garam sebagai objek wisata dan pendidikan yang disebut dengan eduwisata garam.
Kusairi menjelaskan objek wisata ini terletak di Desa Bunder Kecamatan Pademawu yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes) setempat.
Baca juga: DPRD Pamekasan dorong pemkab alokasikan anggaran pupuk organik
Sedangkan kerja sama dengan Poltekpar Lombok, karena Perguruan Tinggi tersebut memiliki pengalaman mengelola objek wisata yang memiliki adat dan tradisi yang sama dengan Madura, yakni di Lombok Nusa Tenggara Barat.
Secara kultur agama, sambung dia, Lombok dengan Pamekasan di Pulau Madura ini, tidaklah jauh berbeda. Lombok dikenal 1000 masjid, sementara Pamekasan sudah dikenal dengan sebutan kabupaten yang menerapkan syariat Islam melalui program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islam (Gerbang Salam).
Hanya saja, potensi alam serta kesadaran masyarakat dalam hal pariwisata antara Madura dengan Lombok berbeda, sehingga Lombok jauh lebih baik dalam pengembangan objek wisata.
"Ini yang menjadi alasan Pemkab Pamekasan bekerja sama dengan Poltekpar Lombok, dengan harapan nantinya pengembangan objek wisata di kabupaten ini bisa maju, tanpa meninggalkan nilai-nilai agama sebagaimana sudah terjadi di Lombok," kata Kusairi.
Mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Pemkab Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, kerja sama dengan UTM Bangkalan dan Poltekpar Lombok itu mulai tahun 2023 ini.
Sebagian kegiatan seperti penguatan sumber daya manusia (SDM) pengelola objek wisata seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah dilakukan mulai awal semester kedua 2023 ini.
"Kalau dengan UTM pelatihan kepada pihak-pihak terkait sudah dilakukan sejak awal tahun," katanya.
Sejumlah objek wisata yang hendak dikembangkan di Kabupaten Pamekasan di antaranya objek wisata Eduwisata Garam di Desa Bunder, Kecamatan Kecamatan Pademawu, lalu Kampung Toron Samalem di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, serta sejumlah objek wisata pantai, di antaranya Pantai Talang Siring, Patai Jumiang, Padelegan dan Pantai Utara Pamekasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023