Malang - Sedikitnya 700 orang petugas medis yang tersebar di puskesmas di Kota Malang disiagakan untuk menangani kasus penyakit difteri di daerah itu yang dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Enny Sekarengganingati, Rabu mengatakan, para petugas medis yang tersebar di seluruh puskesmas diinstruksikan untuk siaga penuh untuk menangani pasien yang terindikasi difteri. "Petugas kami hanya 700 orang yang melayani 57 kelurahan. Kalau ada tenaga medis tertular difteri dari pasien kan sangat merepotkan kami, sehingga seluruh perawat juga diberikan suntikan vaksin pencegahan," ujarnya. Vaksin penguat terhadap difteri dan tetanus (Td) yang disuntikkan kepada seluruh petugas (perawat) tersebut merupakan bantuan dari Pemprov Jatim. Jumlah vaksin bantuan itu sebanyak 800 dosis (khusus untuk petugas). Ia mengaku, seandainya tidak ada bantuan Td dari pemprov Jatim, pihaknya akan kelabakan karena harga vaksin tersebut cukup mahal, padahal dana cadangan Dinkes untuk menangani KLB sangat terbatas. Lebih lanjut Enny mengatakan, vaksin bantuan Pemprov Jatim tersebut sengaja diberikan kepada petugas. Petugas yang menangani difteri tersebut punya risiko lebih tinggi, sebab mereka kontak langsung dengan pasien. Enny mengemukakan, kendala lain yang dihadapi dinkes setempat terhadap penyebaran penyakit difteri adalah minimnya pengetahuan orang tua terkait imunisasi DPT, baik di sekolah maupun posyandu. Dengan alasan, anak-anak mereka sudah mendapatkan imunisasi dari rumah sakit. Ia mengimbau agar orang tua yang punya anak kecil untuk memaksimalkan imunisasi. Tidak hanya imunisasi lima dasar, tapi juga imunisasi lanjutan, seperti imunisasi Td ketika anak-anak berusia 7 tahun. "Apalagi Kota Malang ini padat penduduk yang mempermudah penyakit difteri karena penularannya lewat udara atau kontak langsung," ujarnya. Saat ini Dinkes Kota Malang masih memiliki sekitar 10.803 vaksin untuk imunisasi. Oleh karena itu, program imunisasi Td bagi anak-anak usia SD dan balita terus dimaksimalkan. Kota Malang dinyatakan KLB difteri setelah ditemukan adanya 48 kasus (Januari-Oktober), namun seluruhnya tertolong. Berbeda dengan tahun lalu (2010), kaususnya hanya 10 pasien, namun satu orang penderita tidak tertolong (meninggal). (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011