Ngawi - Belasan siswa Sekolah Menegah Kejuruan Pesantren Sabilil Mutaqiem I (SMK PSM I) di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengalami kesurupan, Jumat.
Para siswa itu kesurupan saat jam pelajaran sekolah akan dimulai, yang diawali seorang siswa kelas 12 yang mendadak berteriak-teriak histeris, kata Kepala SMK PSM I Kedunggalar, Ngawi, Yayuk P.
"Kami mendapat laporan dari para guru bahwa ada seorang siswa kelas 12 yang berteriak-teriak histeris. Saat para guru menangani siswa tersebut di ruang unit kesehatan sekolah (UKS), beberapa siswa lainnya dari kelas yang sama juga mengalami hal serupa," ungkap Yayuk.
Ia mengaku sempat kewalahan menangani para siswa yang kesurupan tersebut. Bahkan, pada awalnya, pihak sekolah melarang wartawan untuk meliput atau mengambil gambar para siswa yang sedang kesurupan. Merasa kewalahan, pihak sekolah akhirnya memanggil tenaga spiritual untuk membantu menyadarkan para siswa.
Atas kejadian itu, pihak sekolah terpaksa memulangkan seluruh siswanya. Kepala sekolah dan guru khawatir jika para siswa lainnya akan mengalami hal serupa.
Menurut kepala sekolah, kejadian serupa atau kesurupan tersebut sudah terjadi beberapa kali di sekolahnya selama satu bulan terakhir. Hanya saja, jumlah siswa yang terkena kesurupan hanya sedikit, yakni sekitar dua hingga lima siswa saja.
"Kami tidak tahu apa penyebab kesurupan yang menyerang para siswa di sekolah ini. Padahal, setiap jam sekolah akan dimulai, anak-anak selalu berdoa," kata Yayuk.
Setelah melalui penanganan serius dari para guru dan tenaga spiritual yang didatangkan, belasan siswa kesurupuan tersebut berangsur-angsur membaik. Para siswa ini langsung dibawa pulang oleh orang tuanya masing-masing.
Sementara, informasi dari warga di sekitar sekolah tersebut menyebutkan, kesurupan yang sering terjadi di SMK PSM I akhir-akhir ini menyusul upaya perbaikan gedung yang dilakukan oleh sekolah bersangkutan.
Yayuk menambahkan, setelah kejadian ini, pihaknya berencana memberikan pendidikan spiritual dan keagamaan kepada para siswanya. Pendidikan ini di antaranya diwujudkan dalam bentuk doa bersama. Upaya ini bertujuan agar hal serupa tidak terulang kembali. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011