Pemerintah Kota siap mengawal proses pembangunan dan perbaikan tiga bangunan di Jalan Kapasari, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng nomor 63 A, B, dan C yang roboh lantaran diduga terdampak akibat proyek pengerjaan saluran air.
"Kami akan mengawal pemenuhan kontraktor dari hasil resume tadi," kata Lurah Kapasari Surabaya Ridzotullahmad Nurchakim saat ditemui wartawan di kantor kelurahan setempat, Selasa, setelah rampungnya mediasi dengan pedagang terdampak.
Selama ini, bangunan yang roboh itu dijadikan tempat berdagang, yakni dengan cara menyekat ruangan menjadi beberapa kios.
Dia menyatakan pihak kontraktor pelaksana proyek sudah menyatakan kesanggupannya untuk bertanggung jawab melakukan pembangunan bangunan tersebut, usai berjalannya proses mediasi bersama para perwakilan pedagang.
"Kesimpulannya, kontraktor sanggup membangun kembali rumah yang roboh sesuai kondisi semula,"
Baca juga: Dinding makam di Jalan Menur roboh saat hujan deras
Selain perbaikan, Ridzotullahmad menyebut para pedagang juga mengajukan permohonan lain terkait keberlangsungan aktivitas berdagang mereka yang terhenti sementara waktu.
"Di dalam ada material rusak mengganti mata pencaharian selama perbaikan tidak bisa bekerja, permohonan dikomunikasikan kembali dengan kontraktor pimpinan," ujarnya
Dia juga menyatakan pihaknya juga siap membantu proses relokasi tempat berdagang para pedagang terdampak robohnya bangunan dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Kota Surabaya.
"Melalui berkoordinasi dinas terkait untuk relokasi tempat jualan sementara di sekitar situ, kebetulan sektor perdagangan di sekitaran lokasi juga sudah penuh," katanya.
Di tempat yang sama, Staf Bidang Jalan dan Bangunan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Anang Budi Santoso mengatakan saat pengerjaan pihaknya sudah mengukur batas aman pengerjaan, yakni dengan mengambil jarak 50 sentimeter dari rumah tersebut.
"Kalau sesuai perencanaan jarak 50 sentimeter karena kalau jarak 30 sentimeter ada utilitas dan merapat ke rumah warga," ujarnya.
Namun, saat pengerukan bangun tersebut tiba-tiba roboh. Pihaknya menduga bagian dasar bangunan memiliki struktur yang sudah rapuh.
"Kami gali karena akan memasang box culvert tetapi tiba-tiba ambruk, rumah tidak ada pondasi, cuma bata, semi permanen," katanya.
Baca juga: Istri Wali Kota Surabaya kunjungi rumah pelajar SMPN 1 tertimpa musibah
Supervisor PT Diatasa Edwin Kurniawan menyebut pihaknya bersedia bertanggung jawab menggarap pembangunan bangunan yang roboh itu.
"Kontraktor bertanggung jawab pembangunan kembali rumah. Kita buatkan pondasi, Ini masih dibersihkan lokasinya," ujarnya.
Dia menyebut tiga bangunan yang roboh itu masuk di dalam kategori rumah sangat sederhana, perhitungan biaya perbaikan mulai dilakukan perhitungan.
"Per meter persegi 2,2-2,5 per meter, total perkiraan Rp 165 juta. Estimasi selesai 1 bulan kami tidak mau berlama-lama," kata Edwin.
Sementara itu, Edwin menyatakan pengerjaan saluran air seharusnya rampung tanggal 6 September 2023, namun dikarenakan kejadian ini pekerjaan akan berjalan lebih lama lagi.
"Akhirnya molor insya Allah tetapi tidak sampai satu bulan, pekerja dan alat dialokasikan bantu 3 hari," katanya.
Pewarta ANTARA di lokasi melaporkan, kondisi bangunan itu nampak roboh pada bagian atap, sehingga berdampak bagi ruangan yang ada di bawahnya. Barang-barang para pedagang juga berserakan.
Salah seorang pemilik kios, bernama Solikin dan istrinya Naimah nampak sibuk melakukan pemindahan barang-barang dengan cara mengangkutnya menggunakan satu mobil pikap.
"Barang-barang saya titipkan di rumah bibi saya, masih di Surabaya. Kalau cari kontrakan langsung tidak bisa, soalnya barang punya saya banyak karena jualnya suku candang sepeda motor," ujar Naimah.
Suami Naimah, Solikin mengatakan robohnya bangunan itu diperkirakannya terjadi pada pukul 24.00 WIB, saat itu dia bersama istrinya tengah berada di dalam salah satu bagian rumah yang menjadi area kiosnya.
"Tiba-tiba ambrol, waktu itu berdua lihat televisi sama istri saya karena mau pulang tidak bisa soalnya di gali salurannya. Saya tidak luka, istri benjol kepalanya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami akan mengawal pemenuhan kontraktor dari hasil resume tadi," kata Lurah Kapasari Surabaya Ridzotullahmad Nurchakim saat ditemui wartawan di kantor kelurahan setempat, Selasa, setelah rampungnya mediasi dengan pedagang terdampak.
Selama ini, bangunan yang roboh itu dijadikan tempat berdagang, yakni dengan cara menyekat ruangan menjadi beberapa kios.
Dia menyatakan pihak kontraktor pelaksana proyek sudah menyatakan kesanggupannya untuk bertanggung jawab melakukan pembangunan bangunan tersebut, usai berjalannya proses mediasi bersama para perwakilan pedagang.
"Kesimpulannya, kontraktor sanggup membangun kembali rumah yang roboh sesuai kondisi semula,"
Baca juga: Dinding makam di Jalan Menur roboh saat hujan deras
Selain perbaikan, Ridzotullahmad menyebut para pedagang juga mengajukan permohonan lain terkait keberlangsungan aktivitas berdagang mereka yang terhenti sementara waktu.
"Di dalam ada material rusak mengganti mata pencaharian selama perbaikan tidak bisa bekerja, permohonan dikomunikasikan kembali dengan kontraktor pimpinan," ujarnya
Dia juga menyatakan pihaknya juga siap membantu proses relokasi tempat berdagang para pedagang terdampak robohnya bangunan dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Kota Surabaya.
"Melalui berkoordinasi dinas terkait untuk relokasi tempat jualan sementara di sekitar situ, kebetulan sektor perdagangan di sekitaran lokasi juga sudah penuh," katanya.
Di tempat yang sama, Staf Bidang Jalan dan Bangunan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Anang Budi Santoso mengatakan saat pengerjaan pihaknya sudah mengukur batas aman pengerjaan, yakni dengan mengambil jarak 50 sentimeter dari rumah tersebut.
"Kalau sesuai perencanaan jarak 50 sentimeter karena kalau jarak 30 sentimeter ada utilitas dan merapat ke rumah warga," ujarnya.
Namun, saat pengerukan bangun tersebut tiba-tiba roboh. Pihaknya menduga bagian dasar bangunan memiliki struktur yang sudah rapuh.
"Kami gali karena akan memasang box culvert tetapi tiba-tiba ambruk, rumah tidak ada pondasi, cuma bata, semi permanen," katanya.
Baca juga: Istri Wali Kota Surabaya kunjungi rumah pelajar SMPN 1 tertimpa musibah
Supervisor PT Diatasa Edwin Kurniawan menyebut pihaknya bersedia bertanggung jawab menggarap pembangunan bangunan yang roboh itu.
"Kontraktor bertanggung jawab pembangunan kembali rumah. Kita buatkan pondasi, Ini masih dibersihkan lokasinya," ujarnya.
Dia menyebut tiga bangunan yang roboh itu masuk di dalam kategori rumah sangat sederhana, perhitungan biaya perbaikan mulai dilakukan perhitungan.
"Per meter persegi 2,2-2,5 per meter, total perkiraan Rp 165 juta. Estimasi selesai 1 bulan kami tidak mau berlama-lama," kata Edwin.
Sementara itu, Edwin menyatakan pengerjaan saluran air seharusnya rampung tanggal 6 September 2023, namun dikarenakan kejadian ini pekerjaan akan berjalan lebih lama lagi.
"Akhirnya molor insya Allah tetapi tidak sampai satu bulan, pekerja dan alat dialokasikan bantu 3 hari," katanya.
Pewarta ANTARA di lokasi melaporkan, kondisi bangunan itu nampak roboh pada bagian atap, sehingga berdampak bagi ruangan yang ada di bawahnya. Barang-barang para pedagang juga berserakan.
Salah seorang pemilik kios, bernama Solikin dan istrinya Naimah nampak sibuk melakukan pemindahan barang-barang dengan cara mengangkutnya menggunakan satu mobil pikap.
"Barang-barang saya titipkan di rumah bibi saya, masih di Surabaya. Kalau cari kontrakan langsung tidak bisa, soalnya barang punya saya banyak karena jualnya suku candang sepeda motor," ujar Naimah.
Suami Naimah, Solikin mengatakan robohnya bangunan itu diperkirakannya terjadi pada pukul 24.00 WIB, saat itu dia bersama istrinya tengah berada di dalam salah satu bagian rumah yang menjadi area kiosnya.
"Tiba-tiba ambrol, waktu itu berdua lihat televisi sama istri saya karena mau pulang tidak bisa soalnya di gali salurannya. Saya tidak luka, istri benjol kepalanya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023