Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengukuhkan sebanyak 3.174 mahasiswa baru menjadi penggerak lingkungan untuk menekan polusi udara di Kota Pahlawan bersamaan dengan penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di kampus setempat, Selasa.
Rektor Untag Surabaya Prof Mulyanto Nugroho mengatakan dari ribuan mahasiswa baru tersebut, 21 mahasiswa baru akan menjadi pioner gerakan ini.
"Sebagai kampus Merah Putih kami punya andil besar dalam menciptakan kepedulian lingkungan melalui program mahasiswa penggerak lingkungan. Kami bentuk anak-anak muda untuk turut andil dalam program ini sehingga punya kepedulian tinggi terhadap lingkungan," ujar Prof Nug sapaan akrabnya.
Program ini, lanjut Prof Nug, dicetuskan untuk menanggapi isu meningkatnya polusi udara di sejumlah daerah seperti Jakarta. Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang terkena infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Selain itu, gerakan ini juga bentuk komitmen Untag Surabaya yang berkelanjutan dalam menjaga lingkungan.
"Kami khawatir apa yang saat ini terjadi di Jakarta dan Surabaya polusi karbon sangat tinggi dan berdampak besar pada sistem pernapasan," ucapnya.
Untuk penggerak lingkungan, menurut dia, aksi nyata mahasiswa nantinya terkait disiplin pembuangan sampah, pengelolaan sampah, dan kontroling kebersihan.
Pada pembukaan PKKMB lalu, Untag Surabaya mengajak mahasiswa baru untuk menghitung jejak karbon. Langkah ini sebagai bentuk dalam menekan polusi udara yang semakin mengkhawatirkan.
Istilah jejak karbon merujuk pada jumlah karbon yang dihasilkan per individu dari berbagai kegiatan manusia.
Contoh dari aktivitas manusia yang menimbulkan jejak karbon adalah produksi jenis sampah plastik, sampah makanan hingga penggunaan listrik secara berlebihan. Kepedulian terhadap lingkungan harus dibangun dari hal yang terkecil.
Sejauh ini, komitmen Untag Surabaya dalam kepedulian lingkungan dibuktikan dengan beberapa penghargaan seperti peringkat 46 dalam rangking UI GreenMetric Dunia pada tahun 2016. Pada penghargaan ini Untag unggul dalam pengelolaan tinja, hidroponik, dan solar cell.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023