Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, Jawa Timur Aries Agung Paewai meminta para Aparatur Sipil Negara (AS) yang berada di lingkungan Pemerintah Kota Batu mengisi kemerdekaan dengan menghadirkan inovasi.

"Kalau dulu pejuang berkorban untuk meraih kemerdekaan, saat ini, kita semua terutama ASN, bukan hanya sebatas menggunakan kostum perjuangan semata, tetapi juga mengisi kemerdekaan dengan berinovasi dan berkarya," katanya di Kota Batu, Senin.

Ia  mengatakan bahwa inovasi-inovasi yang dilahirkan oleh para ASN dalam memperingati kemerdekaan Indonesia tersebut, utamanya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di wilayah itu.

Inovasi dan karya yang dihasilkan oleh para ASN tersebut, kata dia, diharapkan juga mampu mendorong kemajuan kota wisata yang ada di Jawa Timur itu. Kota Batu, merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan di wilayah Jatim.

Selain itu, katanya, sektor pariwisata sangat berdampak pada fiskal daerah. Jika terjadi penurunan jumlah wisatawan akan berdampak pada tingginya angka pengangguran dan ekonomi masyarakat.

"Inovasi dan karya para ASN, untuk kemajuan Kota Wisata Batu," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan kepada seluruh ASN untuk menjadi contoh pengelolaan sampah yang benar di rumah dan lingkungan masing-masing, termasuk di lingkungan Balai Kota Among Tani.

Saat ini, di Balai Kota Among Tani sudah menerapkan Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R) sehingga langkah pemilahan sampah dan pengelolaan mandiri, serta pengolahan kompos dari sampah organik bisa dilakukan.

"Terutama sebagai Kota Wisata, kita ingin keindahan Kota Batu akan terus kita wariskan kepada anak cucu kita. Karena sektor pariwisata akan berdampak pada fiskal daerah," katanya.

Saat ini, pengelolaan sampah di wilayah Kota Batu menjadi perhatian utama pemerintah daerah setempat, menyusul aksi warga di sekitar wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, agar pengelolaan sampah bisa dioptimalisasi.

Sejumlah tuntutan yang disampaikan warga itu di antaranya adalah, optimalisasi proses pengolahan sampah yang sudah menumpuk yang akan berakibat pada pencemaran air bawah tanah, pencemaran udara, mencegah air lindi yang mengalir ke sungai dan mencegah longsor.

Kemudian, sampah yang masuk ke TPA Desa Tlekung harus dikelola dengan mesin, tidak hanya dibuang dan ditimbun, sehingga ada pembatasan volume yang masuk. Selain itu, warga menolak adanya perluasan TPA di Desa Tlekung karena letak geografis yang tidak layak.

Tuntutan lainnya adalah, warga meminta agar segera dilakukan kajian untuk pembangunan TPA lain, selain di Desa Tlekung. Warga juga mengusulkan di tiap-tiap desa atau kelurahan tempat wisata, hotel, pasar, pabrik diwajibkan memiliki TPS3R, demikian Aries Agung Paewai .

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023