Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Surabaya menggencarkan sekolah orang tua hebat (SOTH) di semua kelurahan Kota Pahlawan, Jatim, guna mencegah stunting.
"Kami terus melakukan berbagai terobosan untuk menuju zero stunting," kata Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani saat meninjau SOTH di Balai RW 6 Waringin Sawunggaling, Wonokromo, Surabaya, Sabtu.
Menurutnya, dalam kegiatan SOTH tersebut, PKK Surabaya menjalin kerja sama dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur. Terobosan baru-baru ini sudah dilakukan di semua kelurahan se-Surabaya.
Rini memastikan, semua kelurahan di Kota Surabaya sebanyak 153 kelurahan sudah menggelar SOTH di wilayahnya masing-masing.
Baca juga: Cegah stunting, PKK Surabaya gencar sosialisasi buat makanan sehat
Awalnya, memang hanya lima kelurahan yang menjadi tempat pilot project atau percontohan, tapi karena responnya yang luar biasa, akhirnya SOTH itu digelar di seluruh kelurahan di Kota Surabaya.
Ia menjelaskan, SOTH ini sama seperti sekolah, ada kurikulumnya dan silabusnya juga. Bahkan, juga ada pre test dan post testnya, sehingga kita tahu outputnya seperti apa.
"Jadi, ada ukurannya dan takarannya, sehingga kita bisa tahu juga apakah ada perubahan sebelum dan sesudah ikut SOTH itu. Jadi, tidak hanya sekadar kita kumpulkan lalu selesai,” katanya.
Adapun peserta SOTH adalah semua orang tua yang memiliki balita. Namun, lanjut dia, karena kali ini berhubungan dengan Surabaya Emas atau Surabaya Eliminasi Masalah Stunting dan Surabaya menuju zero stunting, maka para pesertanya yang diprioritaskan adalah para orang tua yang memiliki balita pra stunting karena mereka butuh perhatian lebih supaya anaknya tidak menjadi stunting.
"Stunting itu sebenarnya bukan hanya masalah gizi saja, tapi juga pola asuh yang sangat besar pengaruhnya. Makanya, dalam SOTH ini kita prioritaskan dulu orang tua yang memiliki balita pra stunting, tapi sebenarnya ke depan semua orang tua bisa ikut terlibat dalam SOTH ini," ucapnya.
Dalam SOTH itu, para orang tua hebat ini diminta untuk berkomitmen dalam mengikuti 13 pertemuan yang biasanya digelar setiap hari Sabtu dan Minggu.
Pertemuan itu dipandu oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Surabaya.
"Jadi, dari sisi psikologisnya dapat dan kesehatannya juga dapat serta pola asuhnya. Kita sudah bikin silabusnya dan itu yang diajarkan di semua kelurahan di Kota Surabaya, jadi semua kelurahan sama ilmunya itu yang didapatkan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami terus melakukan berbagai terobosan untuk menuju zero stunting," kata Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani saat meninjau SOTH di Balai RW 6 Waringin Sawunggaling, Wonokromo, Surabaya, Sabtu.
Menurutnya, dalam kegiatan SOTH tersebut, PKK Surabaya menjalin kerja sama dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur. Terobosan baru-baru ini sudah dilakukan di semua kelurahan se-Surabaya.
Rini memastikan, semua kelurahan di Kota Surabaya sebanyak 153 kelurahan sudah menggelar SOTH di wilayahnya masing-masing.
Baca juga: Cegah stunting, PKK Surabaya gencar sosialisasi buat makanan sehat
Awalnya, memang hanya lima kelurahan yang menjadi tempat pilot project atau percontohan, tapi karena responnya yang luar biasa, akhirnya SOTH itu digelar di seluruh kelurahan di Kota Surabaya.
Ia menjelaskan, SOTH ini sama seperti sekolah, ada kurikulumnya dan silabusnya juga. Bahkan, juga ada pre test dan post testnya, sehingga kita tahu outputnya seperti apa.
"Jadi, ada ukurannya dan takarannya, sehingga kita bisa tahu juga apakah ada perubahan sebelum dan sesudah ikut SOTH itu. Jadi, tidak hanya sekadar kita kumpulkan lalu selesai,” katanya.
Adapun peserta SOTH adalah semua orang tua yang memiliki balita. Namun, lanjut dia, karena kali ini berhubungan dengan Surabaya Emas atau Surabaya Eliminasi Masalah Stunting dan Surabaya menuju zero stunting, maka para pesertanya yang diprioritaskan adalah para orang tua yang memiliki balita pra stunting karena mereka butuh perhatian lebih supaya anaknya tidak menjadi stunting.
"Stunting itu sebenarnya bukan hanya masalah gizi saja, tapi juga pola asuh yang sangat besar pengaruhnya. Makanya, dalam SOTH ini kita prioritaskan dulu orang tua yang memiliki balita pra stunting, tapi sebenarnya ke depan semua orang tua bisa ikut terlibat dalam SOTH ini," ucapnya.
Dalam SOTH itu, para orang tua hebat ini diminta untuk berkomitmen dalam mengikuti 13 pertemuan yang biasanya digelar setiap hari Sabtu dan Minggu.
Pertemuan itu dipandu oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Surabaya.
"Jadi, dari sisi psikologisnya dapat dan kesehatannya juga dapat serta pola asuhnya. Kita sudah bikin silabusnya dan itu yang diajarkan di semua kelurahan di Kota Surabaya, jadi semua kelurahan sama ilmunya itu yang didapatkan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023