Kepolisian Resor (Polres) Malang menyalurkan bantuan bahan pokok kepada korban bencana alam tanah longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi.

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik di Kabupaten Malang, Selasa mengatakan bahwa salah satu wilayah terdampak bencana yang diberikan bantuan tersebut adalah di Desa Gandungsari dan Desa Tlogosari, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

"Kami bersama kepolisian sektor (polsek) jajaran mengadakan bakti sosial di wilayah terdampak bencana alam," kata Taufik.

Taufik menjelaskan, kebutuhan pangan bagi warga terdampak bencana harus lebih diutamakan, mengingat saat ini kondisi cuaca khususnya di wilayah Kabupaten Malang masih tidak menentu dan sering terjadi hujan dengan intensitas sedang secara terus menerus.

Menurutnya, penyaluran bantuan berupa bahan pokok penting tersebut sudah dilakukan jajaran Polres Malang sejak Senin (10/7). Bantuan tersebut disalurkan melalui polsek-polsek jajaran yang wilayahnya terdampak bencana banjir dan tanah longsor.

"Semoga bantuan yang diberikan dapat sedikit meringankan beban warga yang terdampak bencana," katanya.

Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Malang. Bencana tersebut menyebabkan ratusan keluarga terdampak dan terganggunya sejumlah akses seperti jalan dan aliran listrik.

Sejumlah kecamatan dilaporkan terdampak banjir dan tanah longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Kamis (6/7) hingga Jumat (7/7). Sejumlah kecamatan itu diantaranya adalah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Ampelgading, Tirtoyudo dan Gedangan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan laporan adanya potensi cuaca ekstrem akibat gangguan atmosfer di wilayah Jawa Timur. Jawa Timur berada pada musim kemarau dengan pola angin dominan dari arah Timur hingga Tenggara.

Namun, adanya gangguan pada atmosfer menyebabkan peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan aktifnya gangguan atmosfer Madden Julian Oscilation (MJO), gelombang atmosfer Ekuatorial Kelvin dan gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby.

Kondisi tersebut mengakibatkan potensi peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada periode 7-13 Juli 2023.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023