Peneliti senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso menyatakan bahwa pengembangan infrastruktur menjadi salah satu kunci untuk mendongkrak sektor pariwisata di Kota Malang, Jawa Timur.

Joko Budi, di Kota Malang, Rabu mengatakan bahwa tim PPKE FEB Universitas Brawijaya pada beberapa waktu lalu telah melakukan survei pada kawasan Kampung Heritage Kayutangan, yang saat ini tengah menjadi salah satu primadona pariwisata di wilayah tersebut.

"Berdasarkan hasil survei, perlu fokus pada daya dukung infrastruktur untuk di wilayah Kayutangan Heritage," kata Joko Budi.

Joko Budi menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap kurang lebih ratusan pengunjung, mencatat bahwa sebanyak 28,57 persen pengunjung menyatakan kurangnya lahan parkir di kawasan yang saat ini tengah dikembangkan oleh Pemerintah Kota Malang itu.

Kemudian, 13,33 persen pengunjung menyatakan evaluasi atau keluhannya terhadap kurangnya branding yang belum meluas, 11,42 persen pengunjung menyatakan bahwa Kampung Heritage Kayutangan masih kurang rapi dan kurang indah.

Selain itu, sebanyak 5,71 persen pengunjung menyatakan bahwa mereka kurang nyaman ketika berada Kampung Heritage Kayutangan, 6,66 persen menyatakan masih kurangnya papan informasi atau petunjuk jalan.

Ia menambahkan, sebanyak 7,61 pengunjung pengunjung menyatakan masih kurangnya aktivitas atau kegiatan yang ditawarkan di Kampung Heritage Kayutangan, dan 6,66 persen pengunjung menyampaikan bahwa wilayah itu dinilai masih kurang bersih dan banyak sampah.

"Dengan hasil survei tersebut, bisa dijadikan pertimbangan untuk dilakukan tinjau ulang. Selain daya dukung infrastruktur, juga perlu dukungan atraksi wisata yang menampilkan budaya dan seni di Kota Malang, khususnya di dalam Kampung Heritage Kayutangan," ujarnya.

Upaya Pemerintah Kota Malang melakukan penataan koridor Kayutangan di Jalan Basuki Rachmat tersebut, dinilai masih belum mampu memberikan nilai tambah terhadap para pelaku usaha makanan khususnya yang berada di area perkampungan.

"Berdasarkan hasil observasi, ketidakmerataan disebabkan oleh kurang banyaknya jenis makanan yang mereka jual, serta terdapat beberapa warung makanan yang tidak memiliki cukup tempat bagi para pengunjung yang ingin singgah," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, Pemerintah Kota Malang perlu menyiapkan sejumlah skema untuk mengoptimalisasi potensi wisata tersebut, seperti dengan menyediakan lokasi yang memadai dan sejumlah fasilitas penunjang.

Selain itu, Pemerintah Kota Malang juga perlu melakukan supervisi pengembangan produk yang mencakup inovasi, diversifikasi produk, kemasan, dan akses perluasan pasar. Penguatan terhadap lembaga di kawasan tersebut, juga perlu diperkuat.

"Penguatan kelembagaan perlu dilakukan agar setiap warga di Kampung Heritage Kayutangan merasa terayomi dan nyaman. Pemerataan hasil usaha nantinya akan meningkatkan pendapatan yang bisa dialokasikan untuk pengembangan atraksi wisata," katanya.

Sebagai informasi, Pemerintah Kota Malang saat ini tengah melakukan penataan kawasan wisata Kayutangan Heritage yang diharapkan mampu menjadi salah satu daya tarik utama sektor wisata di Kota Malang.

Pada kawasan tersebut sudah mulai bermunculan usaha-usaha baru seperti kafe dan restoran yang pada saat akhir pekan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Pengembangan kawasan Kayutangan Heritage tersebut juga akan melibatkan masyarakat setempat.

Salah satu daya tarik yang ditawarkan untuk menarik para wisatawan tersebut adalah, suasana perkampungan peninggalan masa Hindia Belanda yang berada di sekitar koridor utama kawasan Kayutangan Heritage.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023