Bojonegoro - Korban tewas di perairan Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), sejak Januari hingga September telah "menelan" 36 orang, di antaranya ada sekitar 10 korban masih remaja, bahkan ada yang masih balita. Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, Kamis mengatakan, korban tewas tenggelam di perairan Bengawan Solo, sedikitnya ada 10 korban tewas dari kalangan pelajar, bahkan ada balita berusia tiga tahun. Korban tewas tenggelam itu, lanjutnya, ada yang merupakan penumpang perahu yang mengalami musibah tenggelam, ada juga yang sedang mandi di Bengawan Solo, kemudian tenggelam. Namun, lanjutnya, korban tewas tenggelam tersebut, tidak semuanya warga Bojonegoro. Di antaranya ada 10 orang, warga Desa Mbangunrejo, Kecamatan Rengel, Tuban, dalam musibah perahu tenggelam di perairan Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, pada 27 Juni lalu. "Semua warga Bojonegoro korban tewas dalam kasus itu, memperoleh santunan dari pemkab, masing-masing Rp2 juta per jiwa yang diserahkan kepada ahli warisnya," katanya mengungkapkan. Melihat data itu, lanjutnya, Bupati Bojonegoro, Suyoto, melalui Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bojonegoro, Soehadi Moelyono mengeluarkan surat imbauan yang disampaikan kepada camat (16 kecamatan) yang daerahnya dilewati Bengawan Solo. Selain itu, lanjutnya, surat tertanggal 7 September itu, juga disampaikan kepada Dinas Pendidikan (Diknas). Di dalam surat itu, ditegaskan, berdasarkan bencana orang/anak tenggelam di Bengawan Solo, faktornya akibat kelalaian manusia dan kurangnya pengawasan orang tua terhadap keluarganya. Masih menurut surat itu, para camat yang daerahnya dilewati Bengawan Solo, diminta untuk melakukan sosialisasi ke desa-desa, dengan penekanan pengawasan kepada anak-anak yang bermain di sungai, lebih ditingkatkan.

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011