Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya dan Taruna Merah Putih (TMP) mengangkat pemikiran Presiden Pertama RI Soekarno (Bung Karno) di wilayah pesisir utara Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Pentingnya menjaga spirit ajaran Bung Karno, misalnya Pancasila tidak hanya di mulut tetapi harus diwujudkan dalam tindakan," kata anggota DPRD Kota Surabaya Abdul Ghoni Muklas Niam dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, tidak nyata apabila Pancasila hanya dijargonkan tanpa diwujudkan menjadi tindakan. Hal itu harus dimulai dari penataan mental dan karakter, khususnya di kalangan anak muda yang harusnya dapat menjadi duta-duta Pancasila dalam turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal itu disampaikan Ghoni saat menjadi narasumber di acara Diskusi "Kebangsaan Tentang Bung Karno" yang digelar TMP dan BKN Surabaya di Kawasan Taman Suroboyo atau wilayah pesisir, Bulak, Surabaya pada Senin (19/6) malam.

Acara tersebut dihadiri puluhan anak muda dari berbagai eksponen organisasi kepemudaan dan mahasiswa. Hadir pula perwakilan kelompok penghayat, ormas Pemuda Pancasila, organisasi keagamaan seperti Fatayat NU, dan Banser.

Mereka hadir duduk lesehan beralas tikar, melebur dengan para tokoh masyarakat, dan sesepuh wilayah setempat.

Baca juga: TMP Surabaya bagi-bagi ratusan mawar peringati Hari Kartini

Acara kolaborasi tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyemarakkan "Bulan Juni Bulan Bung Karno" dengan mengangkat Tema "Merawat Pemikiran Bung Karno: Nation and Character Building".

Diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut menghadirkan Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Surabaya Abdul Ghoni Muklas Niam, Ketua TMP Kota Surabaya Aryo Seno Bagaskoro, dan akademisi Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya Dr. Retno Hastijanti sebagai pembicara.

Ghoni mengatakan untuk terus menghidupkan pemikiran Bung Karno, dirinya sebagai legislator tidak bisa bekerja sendirian sehingga perlu kerja sama antarpemangku kepentingan untuk memajukan wilayah.

"Di situlah letak Pancasila, mengikis individualisme dan mendorong kerja sama kolektif," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua TMP Surabaya Aryo Seno Bagaskoro menekankan peran penting anak muda di pesisir utara Surabaya dalam perspektif geopolitik.

"Hari ini dunia sedang mengalami pergeseran poros ekonomi dari barat ke timur. Anak-anak muda di pesisir harus berwawasan sejarah dan berkesadaran kritis. Kemudian menangkap potensi sebagai tuan rumah yang baik dan menjadi wajah serambi depan peradaban Surabaya," katanya.

Hal ini diamini Dr. Retno yang berpandangan bahwa Surabaya tidak bisa lepas dari air dan kemaritiman. Oleh karena itu, daerah seperti Bulak menjadi penting.

"Bahkan simbol Kota Surabaya, yakni Sura dan Baya, keduanya adalah hewan air. Maka harus disadari bahwa peradaban Surabaya adalah peradaban "waterfront" yang bermuara pada penghargaan atas air dan laut sebagai sumber kehidupan," ujarnya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023