Tersangka pembunuhan terhadap seorang mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) mengaku sempat emosi sebelum melakukan aksinya karena tersinggung akibat pertengkaran dengan korban.

"Emosi sesaat. Ada kata-kata yang kurang berkenan di hati dan itu memicu saya memiliki pikiran khilaf," ujarnya di Mapolrestabes Surabaya, Jumat.

Pelaku berinisial RBA yang juga merupakan teman dekat korban mengaku tak memiliki niatan membunuh.

Karena panik, tersangka lalu berusaha meninggalkan jejak pembunuhan dan memilih memasukkan jasad korban yang sudah dililit plastik ke koper, kemudian di buang ke jurang tikungan area Gajah Mungkur, Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Pasma Royce menyebut motif tersangka membunuh karena didasari urusan ekonomi, termasuk merasa sakit hati usai pertengkarannya dengan korban pada 4 Mei 2023.

"Karena adanya sakit hati, sekaligus pelaku ingin menguasai barang berharga korban baik itu mobil dan ponsel," ucap perwira menengah Polri tersebut.

Pada kesempatan sama, Kapolrestabes juga membeberkan kronologi pembunuhan terhadap AN, mahasiswa berusia 21 tahun yang tinggal di Sidoarjo.

"Pada 3 Mei, korban bersama pelaku bertemu teman-temannya. Pelaku berencana menggadaikan mobil korban untuk buka usaha di Pacitan. Mereka bertengkar dan pelaku sakit hati hingga membunuh korban," tuturnya.

Di sisi lain, pada 5 Mei 2023, polisi menerima laporan dari orang tua yang kehilangan putrinya. Polisi menerjunkan tim hingga akhirnya ditemukan mayat di dalam koper yang diketahui jasad AN.

Akibat perbuatan yang dilakukannya, tersangka dijerat dengan Pasal 338 dan 340 KUHP yang ancaman hukumannya maksimal seumur hidup.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023