Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berencana menghadirkan "Klinik Sahabat Anak" di masing-masing sekolah, dengan melibatkan forum anak, hingga organisasi internal di masing-masing lembaga pendidikan untuk memastikan keamanan bagi para pelajar.

"Rencana kami membentuk Klinik Sahabat Anak di sekolah-sekolah, ada FAS (Forum Anak Surabaya), OSIS, PMR, Duta Tramtibum. Hal itu supaya anak-anak nantinya bisa curhat," kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh di Gedung Eks Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jumat.

Tim fasilitator di "Klinik Sahabat Anak" bakal mendengar sekaligus memberikan saran kepada seorang anak dengan berbagi cerita atau persoalan yang tengah dia alami.

Menurutnya, anak akan lebih menutup diri apabila harus berhadapan dengan orang yang memiliki usia jauh di atasnya.

"Kadang usia itu menjadi kesenjangan berkomunikasi, tidak ada kegiatan tanpa rencana," ucap dia.

Seusai mendengarkan cerita kliennya, fasilitator bakal menyampaikan langsung kepada guru di sekolah. Langkah itu untuk memudahkan proses penanganan dan penyelesaian masalah.

"Kegiatan itu ada perencanaan, anak-anak mungkin curhat suatu hal ke temannya. Nanti bisa diantisipasi, dituturi (diberi nasehat) kalau menyimpang," ucapnya.

Selain itu, Dispendik berencana melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) untuk membantu kinerja fasilitator anak di "Klinik Sahabat Anak".

Peran DP3APPKB menjadi jembatan untuk menginformasikan kondisi anak dari sekolah dengan keluarga masing-masing siswa.

"Tadi sekolah sudah ada pembiasaan, namanya anak-anak perlu pengawasan dan pemantauan, perlu sinergi pada lingkungan sekolah, keluarga, serta masyarakat," kata Yusuf.

Diharapkan, informasi dari "Klinik Sahabat Anak" bisa disikapi dengan bijak oleh masing-masing orang tua agar lebih fokus mengarahkan dan membangun karakter anak.

"Harapannya seimbang antara di rumah dengan di sekolah. Karena waktu yang banyak di rumah," ucap dia.

Di sisi lain, Dispendik Kota Surabaya berencana menerapkan formulasi khusus untuk membentuk pola pengawasan keselamatan anak di lingkungan sekolah, dengan melakukan penataan pada sejumlah ruangan.

"Mendekatkan fasilitas mereka kepada pengawasan guru. Kalau terpencar akan sulit. Jadi penataan ruang kelas dan laboratorium akan kami dekatkan dengan ruang guru dan kepala sekolah. Kontrol keamanan akan lebih mudah, kalau berjauhan sulit," ujarnya. (*)

 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023