Badan Penanggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Kota Surabaya menerjunkan satu regu untuk mengevakuasi tim dokter Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga lantaran perahu yang mereka tumpangi kandas, pascamelakukan otopsi bangkai Paus Balin di Pantai Kejawan Putih Tambak, Selasa.

"BPBD satu regu diberangkatkan. Penanganan masih berjalan semuanya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kota Surabaya Buyung Hidayat kepada ANTARA.

Buyung menyebut, satu regu evakuasi dari BPBD Kota Surabaya bergabung dengan tim dari Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Kota Surabaya.

Tim yang berisikan unsur gabungan itu diberangkatkan dari area bozem yang terletak di Wonorejo Surabaya sekitar 45 menit yang lalu.

"Mereka dari Bozem di Wonorejo langsung menuju ke titiknya, titik perahu itu," ujarnya.

Kemudian untuk titik penurunan tim otopsi, Buyung mengaku BPBD Kota Surabaya tak memiliki wewenang menentukan hal tersebut. Sebab, proses evakuasi langsung dipimpin oleh Kantor SAR Surabaya.

"Basarnas penanggungjawabnya. Kami dari BPBD mendukung upaya evakuasi tersebut," ucapnya.

Terpisah, Penata Kelola Pencarian dan Pertolongan Ahli Muda Kantor Pencari dan Pertolongan (SAR) Kelas A Surabaya Octavino Dellima Priya Janitra mengatakan, proses evakuasi saat ini masih berlangsung, petugas gabungan tengah menuju lokasi kandasnya perahu yang ditumpangi tim dokter dari FKH Unair.

"Kami coba observasi dulu untuk proses evakuasinya supaya perahu penyelamat juga tidak ikut kandas. Kami sediakan tali dan jaket pelampung, kemudian mereka kami coba arahkan mendekat dengan kami, rencana kami seperti itu," kata Octavino.

Dia menyebut total terdapat 12 orang yang terjebak di perahu tersebut, mereka terdiri dari 10 orang tim dari FKH Unair dan dua sisanya merupakan nelayan.

"Kami lihat di video perahunya cuma satu saja, waktu video call tadi," ucapnya.

Dia masih belum bisa memastikan penyebab kandasnya perahu tersebut. Dugaan awal, kejadian itu diakibatkan surutnya air laut.

"Seperti tidak tahu kalau di sana ada daerah lumpur, kemungkinan dekat pantai terus surut juga," kata dia.
 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Abdul Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023