Bondowoso - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Bondowoso, Jatim, mendidik para narapidana untuk hafal kitab suci Al Quran yang dimulai saat bulan Ramadhan. Kepala Seksi Pembinaan Narapidana, Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Bondowoso Bambang Hendra Setiawan di Bondowoso, Senin mengungkapkan, saat ini ada 24 napi yang terlibat dalam kegiatan hafalan Al Quran tersebut. "Ini kesadaran dari warga binaan sendiri, meskipun ide awalnya dari kami. Kebetulan para peserta program ini memang aktif dalam kegiatan tadarus di masjid lapas," katanya. Karena para napi itu tertarik, maka program yang didukung oleh Kepala Lapas Edi Prayitno mulai dicarikan alternatif bagaimana membina para napi agar bisa hafal kitab suci. Pihaknya kemudian bekerja sama dengan Ustadz Zakaria Muchtar dan Ustadz Joko Wirstan untuk membina para napi tersebut. Untuk tahap awal, para napi menghafal Juz Amma atau juz terakhir dari Al Quran yang terdiri dari surat-surat pendek. "Menurut ustadz, hal ini untuk kemudahan saja karena kalau dimulai dari juz awal tentunya berat karena suratnya panjang-panjang. Alhamdulillah, para warga binaan semangat untuk menghafal," kata lelaki asal Pamekasan, Madura, ini. Sistem yang digunakan dalam hafalan ini adalah "setor" sesuai kesepakatan antara "santri" dengan ustadznya. Secara rutin Ustadz Zakaian dan Ustadz Joko datang ke lapas untuk menerima "setoran" hafalan para santrinya itu yang juga disimak oleh warga binaan lainnya. Hendra mengemukakan bahwa lewat program ini pihaknya ingin membina para napi agar lebih intens berinteraksi dengan Al Quran sehingga setelah keluar dari lembaga tersebut betul-betul menjadi manusia yang baik dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. "Jadi yang kami garap ini adalah manajeman qolbu. Kami tidak tahu manfaatnya seperti apa nanti. Namun saya yakin akan bermanfaat besar. Karena membaca biasa saja akan mendapatkan rahmat Allah, apalagi kalau juga hafal," katanya. Pihaknya memanfaatkan momentum bulan suci Ramadhan ini untuk memulai kegiatan "hafdzul Quran" dan setelah bulan puasa tetap akan dilanjutkan. Pihaknya berharap agar nantinya ada diantara peserta program tersebut yang keluar dari lapas dengan hafalan sebanyak 30 juz. Meskipun diakui hal tersebut tidak mudah. "Menurut ustadz, untuk menghafal 30 juz itu butuh waktu paling cepat delapan bulan. Untuk itu dalam sehari harus hafal enam ayat. Kalau setahun, maka sehari harus hafal empat ayat," katanya. Sementara Ustadz Joko Wisrtan mengaku kagum dengan semangat para napi dalam menghafal Al Quran. Di antara mereka ada yang bisa hafal satu surat dalam sehari. "Saya sendiri memiliki pengalaman baru dalam ikut membina para napi ini. Penanganannya tentu beda dengan membina anak-anak, karena para napi sudah pada dewasa," katanya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011