Dinas Pendidikan Kota Surabaya tengah menyusun poin yang akan dicantumkan di dalam modul edukasi pendidikan keremajaan bagi para pelajar perempuan sebagai langkah penerapan Kurikulum Merdeka Belajar.
"Kami siapkan modulnya, sebagian teman guru mungkin sudah menetapkan. Kami ingatkan melalui modul, ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka," kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh di balai kota setempat, Selasa.
Modul tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan sejumlah materi pelajaran umum dan keagamaan yang selama ini sudah diampu di setiap sekolah.
Rencananya Dispendik Kota Surabaya mulai menerapkan modul tersebut pada tahun 2024 mendatang, sekaligus menunggu rampungnya penyusunan poin yang bakal disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Yusuf menyebut modul keremajaan itu sengaja dipersiapkan sebagai langkah pencegahan terhadap munculnya hal-hal tak diinginkan yang mampu mengancam keselamatan para pelajar perempuan di Kota Surabaya.
"Sehingga bisa mengantisipasi ketidakpahaman. Saya sampaikan untuk terintegrasi, layout kami yang bikin. Masalah syariat di agama, kalau anatomi tubuh di IPA, lingkungan di IPS. Kami siapkan modulnya," ujarnya.
Keberadaan modul keremajaan pelajar perempuan itu dimaksudkan menopang pelaksanaan pendidikan karakter yang selama ini sudah dijalankan di setiap sekolah, jenjang SD-SMP, baik negeri maupun swasta di Surabaya.
"Harapan kami, selain talenta, ada doa, dan pesan moral. Nanti sekolah juga akan menyampaikan apa yang harus disampaikan," ucap Yusuf.
Sementara, Yusuf mengatakan modul keremajaan perempuan tak hanya disalurkan kepada pihak sekolah saja, namun juga diperuntukkan bagi orang tua, PKK, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH).
Diharapkan seluruh masyarakat memiliki peran mengawasi setiap pola penerapan pendidikan dan pengawas keselamatan peserta didik.
"Pendidikan itu terdiri dari tiga komponen. Lingkungan, orang tua atau keluarga, dan sekolah. Ini harus sinergi, anak dilatih dibiasakan etika," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami siapkan modulnya, sebagian teman guru mungkin sudah menetapkan. Kami ingatkan melalui modul, ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka," kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh di balai kota setempat, Selasa.
Modul tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan sejumlah materi pelajaran umum dan keagamaan yang selama ini sudah diampu di setiap sekolah.
Rencananya Dispendik Kota Surabaya mulai menerapkan modul tersebut pada tahun 2024 mendatang, sekaligus menunggu rampungnya penyusunan poin yang bakal disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Yusuf menyebut modul keremajaan itu sengaja dipersiapkan sebagai langkah pencegahan terhadap munculnya hal-hal tak diinginkan yang mampu mengancam keselamatan para pelajar perempuan di Kota Surabaya.
"Sehingga bisa mengantisipasi ketidakpahaman. Saya sampaikan untuk terintegrasi, layout kami yang bikin. Masalah syariat di agama, kalau anatomi tubuh di IPA, lingkungan di IPS. Kami siapkan modulnya," ujarnya.
Keberadaan modul keremajaan pelajar perempuan itu dimaksudkan menopang pelaksanaan pendidikan karakter yang selama ini sudah dijalankan di setiap sekolah, jenjang SD-SMP, baik negeri maupun swasta di Surabaya.
"Harapan kami, selain talenta, ada doa, dan pesan moral. Nanti sekolah juga akan menyampaikan apa yang harus disampaikan," ucap Yusuf.
Sementara, Yusuf mengatakan modul keremajaan perempuan tak hanya disalurkan kepada pihak sekolah saja, namun juga diperuntukkan bagi orang tua, PKK, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH).
Diharapkan seluruh masyarakat memiliki peran mengawasi setiap pola penerapan pendidikan dan pengawas keselamatan peserta didik.
"Pendidikan itu terdiri dari tiga komponen. Lingkungan, orang tua atau keluarga, dan sekolah. Ini harus sinergi, anak dilatih dibiasakan etika," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023