Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyebut keberadaan Bandara Kediri bisa menambah peluang ekspor hasil pertanian daerah ini ke sejumlah negara termasuk negara ASEAN.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Anang Widodo mengemukakan sejumlah komoditas hasil pertanian dari kabupaten ini sudah ekspor.
"Peluang ke depan dengan adanya bandara juga bisa menjadi salah satu keunggulan Kabupaten Kediri. Kami punya kopi, nanas yang punya peluang ekspor cukup besar," katanya saat dikonfirmasi, Minggu.
Ia mengatakan, ada beberapa pekerjaan yang harus dibenahi di antaranya mendampingi petani agar kualitas produk layak ekspor. Dengan itu, ke depan produk petani bisa sesuai dengan standar.
Adapun tujuan negara ekspor ke berbagai negara termasuk di negara ASEAN.
"Harapannya ke depan petani bisa meningkatkan kualitas dan standar produknya, sesuai standar ekspor. Peluang ekspor kopi, nanas cukup besar, tinggal bagaimana kualitas dan kuantitas produk ini bisa meningkat sehingga kontinuitas produk bisa stabil," kata dia.
Pemkab Kediri telah ekspor sejumlah komoditas misalnya buah nanas. Ada sebanyak 1.200 boks atau sekitar 9,6 ton buah nanas segar varietas simplex diberangkatkan untuk di ekspor ke Oman.
Produk itu dari Gapoktan Maju Makmur, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Produk juga telah melalui serangkaian pemeriksaan sehingga laik ekspor.
Persyaratan untuk ekspor nanas adalah penerapan good agriculture practices atau penanganan budi daya serta penanganan pascapanen yang baik dan benar sampai kepada teknik coating untuk meningkat daya simpan produk.
Potensi nanas di Kabupaten Kediri masih cukup besar. Terdapat luasan kurang lebih 2436 hektare lahan yang ditanami buah nanas terdiri dari jenis queen dan smooth cayyene. Varietas unggul dari jenis queen adalah varietas simplex.
Menjaga supaya buah nanas lebih tahan lama, nanas yang diekspor dilapisi dengan beeswax cairan lilin lebah. Untuk rasa, nanas queen simplex memiliki rasa cenderung manis segar, yakni rasa manis lebih tinggi dari rasa asamnya.
Pemkab Kediri menegaskan, ekspor tersebut selain dalam bentuk buah, ke depan juga diharapkan adanya diversifikasi produk dari nanas ini, sehingga banyak mempunyai alternatif olahan produk selain buah nanas.
Selain itu, Kabupaten Kediri juga telah melakukan ekspor perdana kopi Arabika Wilis ke Uni Emirat Arab, pada 2022.
Kopi Arabika Wilis yang diekspor tersebut merupakan hasil panen dari perkebunan rakyat Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Luasan lahan perkebunan kopi arabika saat ini ada 40 hektare. Dari jumlah itu, 24 hektare di antaranya sudah mulai menghasilkan. Ada sebanyak 200 kilogram hasil panen dan sudah di ekspor. Rinciannya 100 kilogram dengan metode pascapanen full wash, 100 kilogram natural.
Pemkab juga menargetkan pada 2024 setiap musim minimal punya 1 ton kopi untuk siap ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Anang Widodo mengemukakan sejumlah komoditas hasil pertanian dari kabupaten ini sudah ekspor.
"Peluang ke depan dengan adanya bandara juga bisa menjadi salah satu keunggulan Kabupaten Kediri. Kami punya kopi, nanas yang punya peluang ekspor cukup besar," katanya saat dikonfirmasi, Minggu.
Ia mengatakan, ada beberapa pekerjaan yang harus dibenahi di antaranya mendampingi petani agar kualitas produk layak ekspor. Dengan itu, ke depan produk petani bisa sesuai dengan standar.
Adapun tujuan negara ekspor ke berbagai negara termasuk di negara ASEAN.
"Harapannya ke depan petani bisa meningkatkan kualitas dan standar produknya, sesuai standar ekspor. Peluang ekspor kopi, nanas cukup besar, tinggal bagaimana kualitas dan kuantitas produk ini bisa meningkat sehingga kontinuitas produk bisa stabil," kata dia.
Pemkab Kediri telah ekspor sejumlah komoditas misalnya buah nanas. Ada sebanyak 1.200 boks atau sekitar 9,6 ton buah nanas segar varietas simplex diberangkatkan untuk di ekspor ke Oman.
Produk itu dari Gapoktan Maju Makmur, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Produk juga telah melalui serangkaian pemeriksaan sehingga laik ekspor.
Persyaratan untuk ekspor nanas adalah penerapan good agriculture practices atau penanganan budi daya serta penanganan pascapanen yang baik dan benar sampai kepada teknik coating untuk meningkat daya simpan produk.
Potensi nanas di Kabupaten Kediri masih cukup besar. Terdapat luasan kurang lebih 2436 hektare lahan yang ditanami buah nanas terdiri dari jenis queen dan smooth cayyene. Varietas unggul dari jenis queen adalah varietas simplex.
Menjaga supaya buah nanas lebih tahan lama, nanas yang diekspor dilapisi dengan beeswax cairan lilin lebah. Untuk rasa, nanas queen simplex memiliki rasa cenderung manis segar, yakni rasa manis lebih tinggi dari rasa asamnya.
Pemkab Kediri menegaskan, ekspor tersebut selain dalam bentuk buah, ke depan juga diharapkan adanya diversifikasi produk dari nanas ini, sehingga banyak mempunyai alternatif olahan produk selain buah nanas.
Selain itu, Kabupaten Kediri juga telah melakukan ekspor perdana kopi Arabika Wilis ke Uni Emirat Arab, pada 2022.
Kopi Arabika Wilis yang diekspor tersebut merupakan hasil panen dari perkebunan rakyat Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Luasan lahan perkebunan kopi arabika saat ini ada 40 hektare. Dari jumlah itu, 24 hektare di antaranya sudah mulai menghasilkan. Ada sebanyak 200 kilogram hasil panen dan sudah di ekspor. Rinciannya 100 kilogram dengan metode pascapanen full wash, 100 kilogram natural.
Pemkab juga menargetkan pada 2024 setiap musim minimal punya 1 ton kopi untuk siap ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023