Kantor Bea Cukai Madura membina desa devisa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dan mengembangkan komoditas unggulan desa.
Kepala Kantor Bea Cukai Madura Muhammad Syahirul Alim di Pamekasan, Selasa, mengatakan pembinaan desa devisa itu terselenggara berkat kerja sama antara Bea Cukai Madura dengan Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemkab Sumenep, dan Pemprov Jatim.
"Dan desa yang menjadi sasaran program ini adalah Desa Batang Batang Daya, Kecamatan Batang Batang, Sumenep," katanya.
Desa ini, kata dia, terpilih sebagai sasaran program desa devisa karena memiliki produk unggulan yang berkualitas ekspor, di antaranya daun kelor, sargassum atau rumput laut, dan batik tulis Madura, serta banyak produk masyarakat di desa itu.
Menurut Alim, daun kelor memiliki banyak manfaat, yakni sebagai sayuran dan untuk pengobatan herbal, termasuk rumput laut.
"Kalau rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai olahan makanan di samping memang sangat dibutuhkan oleh pasar di luar negeri," ujarnya.
Batik Madura, katanya, produk unggulan milik Indonesia dan masing-masing daerah memiliki corak maupun desain yang khas sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
"Dan desain batik tulis Sumenep ini, berbeda dengan batik tulis di tiga kabupaten lain di Madura, seperti Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan," tuturnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya telah menyampaikan langsung kepada masyarakat di desa itu tentang program desa devisa, kerja sama antara Kemenkeu, Bea Cukai Madura, dan Pemkab Sumenep.
"Beberapa waktu lalu kami telah menggelar pertemuan menyampaikan sosialisasi dan masyarakat sangat antusias menyambut program baik ini," ucapnya.
Pada kegiatan perdana itu, pihaknya memperkenalkan tentang teknik dan tata laksana ekspor serta persyaratan administratif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa itu.
"Selain itu, warga di sana juga diperkenalkan tentang materi terkait perpajakan yang disampaikan langsung oleh Pemkab Sumenep," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Kantor Bea Cukai Madura Muhammad Syahirul Alim di Pamekasan, Selasa, mengatakan pembinaan desa devisa itu terselenggara berkat kerja sama antara Bea Cukai Madura dengan Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemkab Sumenep, dan Pemprov Jatim.
"Dan desa yang menjadi sasaran program ini adalah Desa Batang Batang Daya, Kecamatan Batang Batang, Sumenep," katanya.
Desa ini, kata dia, terpilih sebagai sasaran program desa devisa karena memiliki produk unggulan yang berkualitas ekspor, di antaranya daun kelor, sargassum atau rumput laut, dan batik tulis Madura, serta banyak produk masyarakat di desa itu.
Menurut Alim, daun kelor memiliki banyak manfaat, yakni sebagai sayuran dan untuk pengobatan herbal, termasuk rumput laut.
"Kalau rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai olahan makanan di samping memang sangat dibutuhkan oleh pasar di luar negeri," ujarnya.
Batik Madura, katanya, produk unggulan milik Indonesia dan masing-masing daerah memiliki corak maupun desain yang khas sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
"Dan desain batik tulis Sumenep ini, berbeda dengan batik tulis di tiga kabupaten lain di Madura, seperti Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan," tuturnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya telah menyampaikan langsung kepada masyarakat di desa itu tentang program desa devisa, kerja sama antara Kemenkeu, Bea Cukai Madura, dan Pemkab Sumenep.
"Beberapa waktu lalu kami telah menggelar pertemuan menyampaikan sosialisasi dan masyarakat sangat antusias menyambut program baik ini," ucapnya.
Pada kegiatan perdana itu, pihaknya memperkenalkan tentang teknik dan tata laksana ekspor serta persyaratan administratif bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa itu.
"Selain itu, warga di sana juga diperkenalkan tentang materi terkait perpajakan yang disampaikan langsung oleh Pemkab Sumenep," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023