Cuaca buruk selama beberapa hari terakhir di kawasan perbukitan Desa Kuwiran, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengakibatkan tanah ambles dan merobohkan sebagian bangunan rumah warga setempat.
Rumah warga yang rusak milik Yatinem, warga Desa Kuwiran. Tanah bertebing yang menjadi lokasi rumahnya tiba-tiba ambles pada Jumat (31/3) malam dan membawa sebagian bangunan rumahnya.
"Habis tarawih semalam jam setengah sembilan, ada suara-suara di belakang rumah. Saat dilihat ternyata ada sebagian tembok rumah yang bengkah. Lalu ada suara lagi yang lebih keras dan dilihat malah tambah lagi renggangnya. Terus kemudian ada lagi suara yang lebih keras, saat dilihat lagi, ternyata bangunan rumah belakang sudah habis," ujar Yatinem di Madiun, Sabtu.
Warga bersama petugas dari BPBD Kabupaten Madiun dibantu oleh Tagana, relawan, serta anggota Koramil dan Polsek setempat hingga Sabtu (1/4) siang bergotong royong membersihkan material bangunan terdampak tanah ambles.
Kepala Desa Kuwiran Aan Widyorayung menilai curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, membuat sejumlah wilayah di Desa Kuwiran longsor karena tidak kuat menahan debit air hujan yang masuk ke dalam tanah.
"Curah hujan dalam pekan ini sangat tinggi. Tiap malam selalu hujan dengan intensitas sedang dan lama hingga mengakibatkan longsor," kata Aan.
Akibat bencana tanah ambles tersebut, korban mengalami kerugian material hingga lebih dari Rp30 juta.
Pihak perangkat desa meminta warga sekitar untuk waspada, karena longsor susulan masih mengancam di kawasan Desa Kuwiran dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Kare yang tergolong daerah yang rawan longsor.
BPBD Kabupaten Madiun memetakan sejumlah kecamatan di wilayah setempat yang rawan bencana tanah longsor karena berada di lereng Gunung Wilis. Yakni Kecamatan Kare, Dagangan, Gemarang, dan Wungu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Rumah warga yang rusak milik Yatinem, warga Desa Kuwiran. Tanah bertebing yang menjadi lokasi rumahnya tiba-tiba ambles pada Jumat (31/3) malam dan membawa sebagian bangunan rumahnya.
"Habis tarawih semalam jam setengah sembilan, ada suara-suara di belakang rumah. Saat dilihat ternyata ada sebagian tembok rumah yang bengkah. Lalu ada suara lagi yang lebih keras dan dilihat malah tambah lagi renggangnya. Terus kemudian ada lagi suara yang lebih keras, saat dilihat lagi, ternyata bangunan rumah belakang sudah habis," ujar Yatinem di Madiun, Sabtu.
Warga bersama petugas dari BPBD Kabupaten Madiun dibantu oleh Tagana, relawan, serta anggota Koramil dan Polsek setempat hingga Sabtu (1/4) siang bergotong royong membersihkan material bangunan terdampak tanah ambles.
Kepala Desa Kuwiran Aan Widyorayung menilai curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, membuat sejumlah wilayah di Desa Kuwiran longsor karena tidak kuat menahan debit air hujan yang masuk ke dalam tanah.
"Curah hujan dalam pekan ini sangat tinggi. Tiap malam selalu hujan dengan intensitas sedang dan lama hingga mengakibatkan longsor," kata Aan.
Akibat bencana tanah ambles tersebut, korban mengalami kerugian material hingga lebih dari Rp30 juta.
Pihak perangkat desa meminta warga sekitar untuk waspada, karena longsor susulan masih mengancam di kawasan Desa Kuwiran dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Kare yang tergolong daerah yang rawan longsor.
BPBD Kabupaten Madiun memetakan sejumlah kecamatan di wilayah setempat yang rawan bencana tanah longsor karena berada di lereng Gunung Wilis. Yakni Kecamatan Kare, Dagangan, Gemarang, dan Wungu.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023