Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melakukan sosialisasi Sistem Informasi Kesehatan (Sis-Infokes) kepada 501 fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Surabaya mulai dari rumah sakit, dokter praktik mandiri, bidan praktik mandiri, klinik, hingga puskesmas.
"Dengan Sis-Infokes itu nantinya semua data pelayanan yang ada di faskes bisa terkoneksi ke data Pemkot Surabaya," kata Eri Cahyadi saat sosialisasi sis-Infokes di Graha Sawunggaling, Pemkot Surabaya, Jumat.
Menurut dia, Sis-Infokes ini merupakan terobosan baru yang digagas oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk memudahkan pendataan.
"Mau nanti melahirkan di klinik manapun, imunisasi di rumah sakit manapun, itu tidak apa. Tapi kami harus diberi laporan terkait nomor NIK sekian, ibu hamil, dengan lingkar lengan sekian, lingkar perut, dan berat badannya. Agar diketahui itu ada potensi gizi buruk atau tidak," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Cak Eri mengatakan, semua data yang terkoneksi dengan Sis-Infokes itu nantinya, juga untuk memudahkan pemkot membantu warga Surabaya. Menurutnya, pemkot tidak bisa berjalan sendiri dalam membangun Kota Surabaya, tanpa adanya bantuan faskes.
Dia menyebutkan, Sis-Infokes mulai dijalankan secara merata per 1 April 2023 di seluruh faskes se-Surabaya. Ketika semua data dari faskes telah terkoneksi, lanjut dia, maka akan disinkronkan dengan aplikasi Sayang Warga, dan e-Budgeting Pemkot Surabaya.
"Berarti apa? Ketika sudah terkoneksi maka kota akan tahu berapa yang berisiko gizi buruk, yang miskin berapa, ini lah yang dikatakan satu data," katanya.
Selain itu, Cak Eri mengatakan, nantinya juga terpantau langsung di ruang kerjanya. Mulai dari data pasien RS, dokter klinik mandiri, bidan mandiri hingga puskesmas, akan terpantau melalui layar monitor di ruang kerjanya.
"Karena yang memberikan izin semua itu adalah saya, maka saya harus tahu datanya. Bayi yang lahir berapa, ibu melahirkan berapa, balita yang imunisasi, semuanya harus terkoneksi ke data pemkot,” kata Cak Eri.
Bila ada RS, klinik, praktik dokter atau bidan mandiri yang tidak memperbarui data pasien warga Surabaya, maka Cak Eri tak segan mencabut izinnya.
"Saya yakin setiap RS, sudah punya aplikasi atau program untuk dikoneksikan ke ini (Sis-Infokes). Panjenengan (anda) investasi dan mendapatkan pasien di Surabaya, tapi saya tidak bisa berbuat apa untuk warga saya, nah ini yang saya tidak mau," kata Cak Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, melalui Sis-Infokes maka data pasien akan terpantau secara realtime. Selain itu, Sis-Infokes juga terkoneksi dengan aplikasi yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya, Sayang Warga, Klampid new generation, dan aplikasi imunisasi bayi, dan sebagainya.
"Kami juga koneksikan dengan aplikasi yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan, yakni aplikasi ASIK dan Smile," kata Nanik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dengan Sis-Infokes itu nantinya semua data pelayanan yang ada di faskes bisa terkoneksi ke data Pemkot Surabaya," kata Eri Cahyadi saat sosialisasi sis-Infokes di Graha Sawunggaling, Pemkot Surabaya, Jumat.
Menurut dia, Sis-Infokes ini merupakan terobosan baru yang digagas oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk memudahkan pendataan.
"Mau nanti melahirkan di klinik manapun, imunisasi di rumah sakit manapun, itu tidak apa. Tapi kami harus diberi laporan terkait nomor NIK sekian, ibu hamil, dengan lingkar lengan sekian, lingkar perut, dan berat badannya. Agar diketahui itu ada potensi gizi buruk atau tidak," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Cak Eri mengatakan, semua data yang terkoneksi dengan Sis-Infokes itu nantinya, juga untuk memudahkan pemkot membantu warga Surabaya. Menurutnya, pemkot tidak bisa berjalan sendiri dalam membangun Kota Surabaya, tanpa adanya bantuan faskes.
Dia menyebutkan, Sis-Infokes mulai dijalankan secara merata per 1 April 2023 di seluruh faskes se-Surabaya. Ketika semua data dari faskes telah terkoneksi, lanjut dia, maka akan disinkronkan dengan aplikasi Sayang Warga, dan e-Budgeting Pemkot Surabaya.
"Berarti apa? Ketika sudah terkoneksi maka kota akan tahu berapa yang berisiko gizi buruk, yang miskin berapa, ini lah yang dikatakan satu data," katanya.
Selain itu, Cak Eri mengatakan, nantinya juga terpantau langsung di ruang kerjanya. Mulai dari data pasien RS, dokter klinik mandiri, bidan mandiri hingga puskesmas, akan terpantau melalui layar monitor di ruang kerjanya.
"Karena yang memberikan izin semua itu adalah saya, maka saya harus tahu datanya. Bayi yang lahir berapa, ibu melahirkan berapa, balita yang imunisasi, semuanya harus terkoneksi ke data pemkot,” kata Cak Eri.
Bila ada RS, klinik, praktik dokter atau bidan mandiri yang tidak memperbarui data pasien warga Surabaya, maka Cak Eri tak segan mencabut izinnya.
"Saya yakin setiap RS, sudah punya aplikasi atau program untuk dikoneksikan ke ini (Sis-Infokes). Panjenengan (anda) investasi dan mendapatkan pasien di Surabaya, tapi saya tidak bisa berbuat apa untuk warga saya, nah ini yang saya tidak mau," kata Cak Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, melalui Sis-Infokes maka data pasien akan terpantau secara realtime. Selain itu, Sis-Infokes juga terkoneksi dengan aplikasi yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya, Sayang Warga, Klampid new generation, dan aplikasi imunisasi bayi, dan sebagainya.
"Kami juga koneksikan dengan aplikasi yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan, yakni aplikasi ASIK dan Smile," kata Nanik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023