Puluhan desainer mengikuti acara fashion show peringatan ulang tahun Etnic Nusantara (Etnura) ketiga yang mengangkat tema "Colourful and Beautiful Style with Batik Pesisiran" di Shangri-La Hotel Surabaya, Sabtu.
Acara itu juga sebagai upaya memperkenalkan beraneka ragam batik dari wilayah Provinsi Jawa Timur, khususnya Kabupaten Lamongan yang dipadukan kreativitas masing-masing desainer.
Oleh karenanya, Etnura juga menggandeng Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Lamongan.
"Pada ulang tahun ketiga Etnura ini kami berkolaborasi dengan Kabupaten Lamongan untuk mengangkat hasil batik di sana. Kami buat kolaborasi dengan para desainer supaya hasil yang didapatkan lebih maksimal," kata Ketua pelaksana Yusi Martha di Shangri-La Hotel Surabaya.
Seksi acara ulang tahun Etnura Tekno Wirayudho menambahkan total ada 40 desainer yang ikut ambil bagian dalam event hari ini. Mereka datang dari sejumlah wilayah di Indonesia.
"40 desainer nasional, ada dari Lombok, Banyuwangi, Sumenep, dan beberapa daerah di Indonesia. Hari ini aja ulang tahun ketiga Etnura," ucap dia.
Sementara, desainer Siska Sumartono sekaligus pemilik merek fesyen Sari Ronche mengatakan batik pesisiran sebagai wastra nusantara punya daya tarik untuk selalu dieksplorasi.
Tak hanya itu saja, dia yakin melalui acara ini wastra nusantara atau kain tradisional bisa semakin dikenal di dunia internasional sebagai bagian kekayaan Indonesia.
"Aku yakin wastra nusantara mendunia," ujarnya.
Siska mengaku busana karyanya yang ditampilkan hari ini memadukan tema batik pesisir dengan nuansa penuh warna.
Pemilihan tone color untuk rancangannya mengambil warna-warna yang kini tengah tren di 2023.
"Tren kali ini lebih berani mengarah le ekspresif. Warna bold atau yang tajam lebih sering tampil di tahun ini," ucapnya.
Melalui tema itu dia ingin memperkenalkan bahwa kain tradisional tak hanya diperuntukkan sebagai busana formal saja, melainkan juga untuk kegiatan sehari-hari.
Total ada empat karya yang ditampilkan hari ini, dua busana berjenis formal dan dua lainnya merupakan busana outer tanpa lengan.
"Yang dua bisa untuk acara formal, karena ada lengannya. Bisa untuk pergi ke kantor. Dua outer itu tanpa lengan," ujar Siska.
Tema penuh warna busana rancangannya juga dipadukan dengan unsur zero waste.
"Aku ingin menginspirasi bahwa batik itu juga bisa untuk gaul tetapi tetap eksotik, tidak berat namun ceria," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Acara itu juga sebagai upaya memperkenalkan beraneka ragam batik dari wilayah Provinsi Jawa Timur, khususnya Kabupaten Lamongan yang dipadukan kreativitas masing-masing desainer.
Oleh karenanya, Etnura juga menggandeng Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Lamongan.
"Pada ulang tahun ketiga Etnura ini kami berkolaborasi dengan Kabupaten Lamongan untuk mengangkat hasil batik di sana. Kami buat kolaborasi dengan para desainer supaya hasil yang didapatkan lebih maksimal," kata Ketua pelaksana Yusi Martha di Shangri-La Hotel Surabaya.
Seksi acara ulang tahun Etnura Tekno Wirayudho menambahkan total ada 40 desainer yang ikut ambil bagian dalam event hari ini. Mereka datang dari sejumlah wilayah di Indonesia.
"40 desainer nasional, ada dari Lombok, Banyuwangi, Sumenep, dan beberapa daerah di Indonesia. Hari ini aja ulang tahun ketiga Etnura," ucap dia.
Sementara, desainer Siska Sumartono sekaligus pemilik merek fesyen Sari Ronche mengatakan batik pesisiran sebagai wastra nusantara punya daya tarik untuk selalu dieksplorasi.
Tak hanya itu saja, dia yakin melalui acara ini wastra nusantara atau kain tradisional bisa semakin dikenal di dunia internasional sebagai bagian kekayaan Indonesia.
"Aku yakin wastra nusantara mendunia," ujarnya.
Siska mengaku busana karyanya yang ditampilkan hari ini memadukan tema batik pesisir dengan nuansa penuh warna.
Pemilihan tone color untuk rancangannya mengambil warna-warna yang kini tengah tren di 2023.
"Tren kali ini lebih berani mengarah le ekspresif. Warna bold atau yang tajam lebih sering tampil di tahun ini," ucapnya.
Melalui tema itu dia ingin memperkenalkan bahwa kain tradisional tak hanya diperuntukkan sebagai busana formal saja, melainkan juga untuk kegiatan sehari-hari.
Total ada empat karya yang ditampilkan hari ini, dua busana berjenis formal dan dua lainnya merupakan busana outer tanpa lengan.
"Yang dua bisa untuk acara formal, karena ada lengannya. Bisa untuk pergi ke kantor. Dua outer itu tanpa lengan," ujar Siska.
Tema penuh warna busana rancangannya juga dipadukan dengan unsur zero waste.
"Aku ingin menginspirasi bahwa batik itu juga bisa untuk gaul tetapi tetap eksotik, tidak berat namun ceria," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023