Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus menggencarkan sosialisasi pencegahan Deretan kasus kekerasan, perundungan hingga pelecehan seksual kepada pelajar yang banyak.
Di sela melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kamis (16/3) Bupati Ipuk memberikan penyuluhan tentang antibullying dan kesadaran untuk menghindari tindak kekerasan dan pelecehan seksual di SMPN 1 Atap Blimbingsari.
"Ayo siapa di sini yang suka membully?" tanya Ipuk kepada anak-anak.
"Mulai sekarang, tidak boleh menghina temannya ya. Apapun itu. Tidak boleh menghina orang tua, tidak boleh menghina fisik dan lain sebagainya," kata Ipuk.
Pembinaan tersebut, lanjut Ipuk, telah dilakukan secara sistematis, dan semua dilibatkan. Mulai dari pemangku kepentingan hingga wali murid.
"Kami telah mengajak pihak kepolisian, TNI, kejaksaan, dan para pihak lainnya untuk memerangi dosa pendidikan ini," katanya.
Selain melibatkan para pemangku kebijakan terkait untuk turut terlibat menangani, lembaga sekolah juga menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan penindakannya.
"Di sekolah-sekolah dan pesantren di Banyuwangi, kita siapkan pojok curhat. Ini wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan permasalahannya," ujar Ipuk.
Dari pojok curhat tersebut, kata Ipuk, kemudian memberikan keberanian bagi para peserta didik yang mengalami permasalahan. Dari keterbukaan tersebut, berbagai tindakan preventif dan penanganan bisa segera diselesaikan.
"Kami mendorong para guru tidak hanya menunggu. Tapi, harus peka terhadap kondisi murid. Jika ada yang tidak wajar, segera dekati. Berikan konseling dan problem solving," kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Suratno mengatakan bahwa upaya tersebut tidak hanya dengan Pojok Curhat.
"Tapi, kami melengkapinya dengan Pekan Parenting. Dimana, kita menyatukan persepsi antara para guru dan wali murid untuk bersama-sama memberikan pengasuhan kepada anak didik kita," ujar dia.
Dengan kombinasi antara para guru di sekolah, orang tua di rumah dan seluruh kesadaran stakeholder di lingkungan akan memberikan pengawasan yang lebih optimal untuk perlindungan anak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Di sela melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Kamis (16/3) Bupati Ipuk memberikan penyuluhan tentang antibullying dan kesadaran untuk menghindari tindak kekerasan dan pelecehan seksual di SMPN 1 Atap Blimbingsari.
"Ayo siapa di sini yang suka membully?" tanya Ipuk kepada anak-anak.
"Mulai sekarang, tidak boleh menghina temannya ya. Apapun itu. Tidak boleh menghina orang tua, tidak boleh menghina fisik dan lain sebagainya," kata Ipuk.
Pembinaan tersebut, lanjut Ipuk, telah dilakukan secara sistematis, dan semua dilibatkan. Mulai dari pemangku kepentingan hingga wali murid.
"Kami telah mengajak pihak kepolisian, TNI, kejaksaan, dan para pihak lainnya untuk memerangi dosa pendidikan ini," katanya.
Selain melibatkan para pemangku kebijakan terkait untuk turut terlibat menangani, lembaga sekolah juga menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan penindakannya.
"Di sekolah-sekolah dan pesantren di Banyuwangi, kita siapkan pojok curhat. Ini wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan permasalahannya," ujar Ipuk.
Dari pojok curhat tersebut, kata Ipuk, kemudian memberikan keberanian bagi para peserta didik yang mengalami permasalahan. Dari keterbukaan tersebut, berbagai tindakan preventif dan penanganan bisa segera diselesaikan.
"Kami mendorong para guru tidak hanya menunggu. Tapi, harus peka terhadap kondisi murid. Jika ada yang tidak wajar, segera dekati. Berikan konseling dan problem solving," kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Suratno mengatakan bahwa upaya tersebut tidak hanya dengan Pojok Curhat.
"Tapi, kami melengkapinya dengan Pekan Parenting. Dimana, kita menyatukan persepsi antara para guru dan wali murid untuk bersama-sama memberikan pengasuhan kepada anak didik kita," ujar dia.
Dengan kombinasi antara para guru di sekolah, orang tua di rumah dan seluruh kesadaran stakeholder di lingkungan akan memberikan pengawasan yang lebih optimal untuk perlindungan anak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023